Ditodong Pisau, Ketua Karang Taruna Bandengan Lapor Polisi

Ditodong Pisau, Ketua Karang Taruna Bandengan Lapor Polisi

CIREBON - Robi Maulana (25), Ketua Karang Taruna Desa Bandengan, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, terpaksa mendatangi Mapolsek Mundu, Senin (12/10) sekitar pukul 19.00 WIB. Ia melaporkan W warga Desa Bandengan, lantaran melakukan penodongan menggunakan pisau ke leher dan perutnya.

\"Bakda Magrib saya ke Polsek Mundu bikin laporan atas ancaman pembunuhan. Sikap W menodongkan senjata tajam (sajam) seperti belati di leher dan di perut nyaris membunuh saya,\" kata Robi saat mendatangi kantor redaksi Radar Cirebon, kemarin.

Robi menjelaskan awal perselisihan dengan W. Ia sebagai ketua karang taruna mendapatkan mandat dari Muspika dan Pemerintah Desa Bandengan untuk mengesub pembuatan pagar tanah milik pengusaha, seluas 9 hektare.

Baca juga:

3 Hari Menghilang, Penjaga Galian C Ditemukan Tewas dengan Mulut, Tangan dan Kaki Dilakban

Fadel Muhammad Dukung Perubahan Nama Provinsi Jawa Barat Jadi Sunda

Buka Tutup Jalan Dinilai Tidak Efektif Tangani Covid-19, Begini Tanggapan Wali Kota Azis

Rencananya, untuk dijadikan sebuah perusahaan. Pagar untuk tanah seluas itu, tentunya membutuhkan material yang cukup banyak.

\"Tanah milik orang Tasik, mau bikin perusahaan rencananya. Untuk mengamankan asetnya dan saluran air dibuatkan pagar dulu. Pihak perusahaan menyerahkan ke muspika untuk mengesub barang materialnya. Nah, berdasarkan MoU mereka, dikembalikan ke aparat desa. Lalu dari aparat desa diserahkan kembali ke Karang Taruna untuk mengesubnya,\" papar Robi.

Kabar itu pun menyebar di Desa Bandengan. W juga tidak ketinggalan ingin menjadi pengesub.

Sebagai putra daerah, Robi membuka pintu ke W untuk mengesub batu dengan syarat perjanjian Karang Taruna mendapat bagian Rp15.000 setiap truk pengiriman.

W pun mulai mengirimkan batu sebanyak empat kali. Namun, W tidak memberikan uang ke karang taruna seperti yang dijanjikan. Robi dan teman-temannya kesal sehingga hubungan perjanjiannya dengan W diputus secara sepihak.

Robi pun mencari pengangkut batu yang lainnya. Senin siang, truk batu milik W kembali datang ke proyek namun ditolak oleh pekerja dan Robi.

W sempat kesal, sehingga klarifikasi ke aparat desa setempat. Namun, aparat desa tidak bisa berbuat apa-apa dan dikembalikan ke Karang Taruna. Sore harinya, W mendatangi proyek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: