TKI Indramayu Mayoritas di Taiwan dan Hongkong
INDRAMAYU – Tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Indramayu yang bekerja di luar negeri ternyata cukup banyak, bahkan mencapai ratusan ribu orang. Data dari Persatuan Keluarga Buruh Migran Indonesia (PKBMI) Indramayu, ada sekitar 300 ribu warga Indramayu menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di sejumlah negara. Kebanyakan dari mereka menjadi TKI di Taiwan, Hongkong, Korea Selatan, dan Jepang. Karena di negara-negara tersebut mereka mendapat gaji lebih besar dan lebih aman. Ketua PKBMI Indramayu Anto Budianto mengungkapkan, banyak warga Indramayu menjadi TKI, karena di Indramayu minim lapangan pekerjaan. Selama ini, warga banyak menggantungkan hidup dengan bertani yang perlu makan waktu menunggu hasil. Anto menjelaskan, kebanyakan TKI asal Indramayu bekerja ke Taiwan, Hongkong, Korea Selatan, Jepang, Arab Saudi, Malaysia, Singapura, Brunei, Uni Emirat Arab, dan Makau. Baik menjadi tenaga informal seperti bidan, pembantu rumah tangga (PRT), juga jadi tenaga formal seperti di pabrik dan home industry. Dikatakannya, dari sekian negara, TKI asal Indramayu paling banyak di Taiwan, Hongkong, Korea Selatan, dan Jepang. “Dari 200 ribu TKI di Taiwan, 50 persennya asal Indramayu,” kata Anto melalui siaran pers, Minggu (21/7). Anto yang menjabat sebagai Presiden Keluarga Muslim Indonesia Taiwan (KMIT) ini menambahkan, banyak yang jadi TKI di Taiwan karena gajinya cukup besar, yaitu mencapai Rp6,5 juta per bulan. Selain itu toleransinya tinggi, minim kekerasan pada TKI, dan rasa aman saat berada di luar rumah pada malam hari pun tinggi. “Taiwan memang dianggap lebih aman dibandingkan dengan di Arab Saudi, Abu Dhabi, dan Malaysia. Selain Taiwan, TKI cukup banyak dari Indramayu, yaitu di Hongkong. Dari 190 ribu TKI di negara itu, 50 persennya juga masih warga Indramayu. Di Hongkong pun tergolong lebih aman,” tuturnya. Anto menambahkan, dua negara lainnya menjadi tujuan TKI asal Indramayu adalah Korea dan Jepang. Gajinya lebih tinggi dari Taiwan, namun aturan ketat menjadi TKI di dua negara itu. Calon TKI harus jalani serangkaian tes, bila ingin bekerja di sana. Ketua Yayasan Buruh Migran Indonesia (YBMI) Karawang ini menambahkan, biaya calon TKI berangkat kerja masih mahal sekitar Rp20-30 juta. Menurutnya, pemerintah harus memberikan keringanan biaya bagi calon TKI. Dia mengaku, sudah sampaikan keluhan itu kepada Kepala BNP2TKI, Moh Jumhur Hidayat. (oet)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: