Vaksin Flu

Vaksin Flu

Memang yang meninggal itu ada. Jumlahnya juga benar segitu. Tapi setelah diteliti tidak ada hubungannya dengan vaksinasi anti flu. ”Kalau pun ada efek samping yang berat, itu hanya mengenai 1 dari 10 juta orang yang menjalani vaksinasi anti flu,” ujar Prof. Ki Moran, pimpinan pusat penyakit kanker di Korsel kepada CNN tiga hari lalu.

Pemerintah di sana sebenarnya sudah cukup hati-hati. Misalnya saat menetapkan tanggal dimulainya vaksinasi itu. Semula gerakan itu direncanakan mulai 1 Oktober. Tiba-tiba ada laporan dari lapangan: 5 juta vaksin ditemukan disimpan di ruang biasa. Bukan di ruang pendingin khusus.

Maka pemerintah memutuskan menunda vaksinasi. Setelah semua beres barulah 13 Oktober dimulai. Yakni setelah dilakukan penelitian ulang.

Saat itu, akhir September itu, suhu udara di Korea Selatan memang sudah mulai dingin. Berarti masih dalam batas aman bagi vaksin tersebut.

Namun pihak oposisi langsung mengaitkan berita meninggalnya 36 orang tersebut dengan kesalahan penyimpanan 5 juta vaksin itu. Maka itu langsung menjadi rumor yang menakutkan.

Syukurlah bahwa semuanya sudah jelas: tidak ada hubungan langsung vaksinasi anti flu dengan 36 kematian. Mereka meninggal akibat penyakit yang lain.

Padahal partai oposisi di sana sudah telanjur dengan keras minta agar vaksinasi dihentikan.

Pemerintah tegas: jalan terus.

Bagaimana dengan di Tiongkok? Yang juga punya musim dingin yang berat? Terutama di bagian utaranya?

”Di sini tidak diwajibkan. Saya sendiri tidak akan melakukan vaksinasi anti flu,” ujar teman saya di kota Dalian, yang bersebelahan dengan Korea.

Tiongkok dianggap sudah bisa mengendalikan Covid-19. Kehidupan di Tiongkok sudah kembali normal.

Semua kasus Covid yang ditemukan belakangan, ternyata dibawa orang yang datang dari luar negeri.

Misalnya yang awal Oktober lalu ditemukan di kota Qingdao, Shandong. Yang telaknya di dekat Korea. Di sana tiba-tiba ditemukan penderita Covid sekaligus 13 orang.

Maka langsung terjadi kepanikan. Dikira Covid mewabah lagi. Sempat dianggap itu akibat serunya hari libur emas di sekitar hari kemerdekaan. Sampai-sampai Qingdao harus di-lockdown lagi satu minggu. Lalu, 9 juta warganya diswab. Selesai dalam 5 hari.

Semua negatif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: