Kapolres Sesalkan Bawa Uang Sendirian
CIREBON - Kejadian perampokan kemarin (18/10) sekitar pukul 08.00 WIB yang menyebabkan uang Rp225 juta melayang ditanggapi oleh Kapolres Cirebon Kota AKBP Herukoco MSi. Kepada wartawan di ruang kerjanya, Herukoco menyesalkan korban Petra Betharia yang membawa uang ratusan juta rupiah tetapi menggunakan kendaraan bermotor. Padahal nilai uangnya sangat besar. Kasus ini menurut Herukoco sedang dalam penyelidikan petugas kepolisian. Menurut Heru, pelaku perampokan sebanyak 2 orang dengan mengendarai sepeda motor RX King dengan nopol AD 2720, tetapi identitas belakang nopol belum diketahui. Kedua pelaku ciri-cirinya menggunakan jaket hitam dengan menggunakan helm full face, perawakan tinggi kurus. Ciri-ciri ini didapatkan dari keterangan 5 orang saksi di lokasi kejadian. Sebenarnya, masih kata Heru, korban hendak menyetorkan uang sebesar Rp225 juta ke Bank BCA, kebetulan korban bekerja di Mega Pulsa Indo yang terletak di Jalan Tentara Pelajar. Tetapi baru sampai di Pekalangan dirampok oleh dua orang pelaku. Kemungkinan gerak-gerik korban sudah diawasi oleh pelaku. “Korban sebenarnya staf keuangan di Mega Pulsa Indo, yang kami sayangkan seorang wanita membawa uang sebesar itu dengan mengendarai sepeda motor. Apalagi nilainya hingga ratusan juta naik motor sendirian,” sesalnya. Heru juga menambahkan, saat kejadian Herukoco mengaku hendak menuju Korem, tetapi mendapatkan informasi ada perampokan dan kebetulan tidak jauh dari lokasi kejadian, dirinya akhirnya langsung menuju ke TKP. Bahkan melihat langsung kondisi korban yang terlihat shock, dirinya langsung membawa korban ke RS Pelabuhan. “Korban langsung saya antarkan ke rumah sakit pelabuhan denga kendaraan dinas,” turut pria murah senyum. Tingginya angka kriminalitas termasuk perampokan dengan kekerasan, menurutnya karena Kota Cirebon sebagai kota transaksi perekonomian yang nilainya sangat tinggi. Selain itu kondisi jalan yang bercabang-cabang bagi perampok yang melakukan aksi memiliki banyak pilihan jalan untuk kabur. Modus pelaku curas, kata mantan kapolres Sukabumi ini, dengan cara mengikuti, menghentikan dan melumpuhkan korban. Indra Harto suami korban di sela-sela menemani istrinya di Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polresta mengaku mendapatkan informasi istrinya dirampok sekitar pukul 08.30 WIB. Saat mencoba ke lokasi kejadian, dirinya melihat ada kerumunan banyak orang, setelah melihat lebih dekat, ternyata istrinya yang baru saja di rampok. “Istri saya kerja di Mega Pulsa Indo, saat itu hendak menyetorkan uang ke BCA,” ujarnya singkat. Pemerhati sosial, Drs Ahmad Subhanudin Alwy saat ditanya mengenai maraknya aksi perampokan di Kota Cirebon, dirinya justru mempertanyakan sistem keamanan di Kota Cirebon saat ini. Apalagi aksi perampokan sudah mulai muncul sejak tahun 2008 sudah ada sekitar 9 kali, akan tetapi hingga saat ini belum tertangkap pelakunya. Kejadian ini sebenarnya bukan semata-mata insiden, akan tetapi lebih kepada sistem keamanan. Kalau sistemnya bagus, dirinya yakin kejadian seperti itu bisa diatasi. “Persoalan ini tidak bisa sepenuhnya dibebankan kepada aparat kepolisian saja, karena polisi hanya sebatas deskripsi keamanan kota saja, akan tetapi walikota dan dewan juga mesti bertanggung jawab atas ketidakamanan Kota Cirebon,” tegasnya. Dirinya mempertanyakan 7 tahun kepemimpinan Subardi, hampir tidak ada prestasi yang diukir Kota Cirebon. Harusnya sebagai pemegang wilayah, walikota juga harus bertanggung jawab. Kondisi demikian perlu dimusyawarahkan antar segenap elemen Pemerintah kota Cirebon. Begitu juga dengan wakil rakyat jangan diam saja tanpa memberikan reaksi apapun atas gangguan keamanan di kota ini. (abd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: