Efektivitas Vaksin Pfizer Capai 90 Persen Efektif Cegah Covid-19
Spahn menyambut baik kemajuan yang menjanjikan pada vaksin virus corona, tetapi menambahkan bahwa pemerintah Jerman tidak ingin membuat janji tergesa-gesa dan mendistribusikan sesuatu terlalu cepat ke pasar.
Vaksin virus Corona mungkin bisa siap pada triwulan pertama tahun 2021, kata menteri kesehatan Jerman itu menambahkan.
William Schaffner, pakar penyakit menular di Vanderbilt University Medical Center di Nashville, Tennessee menanggapi data yang dipublikasikan, dengan mengatakan bahwa data khasiatnya benar-benar mengesankan. Ini lebih baik daripada yang kita perkirakan.
“Saya sudah senang dengan kemanjuran 70% atau 75%. Keampuhan 90% sangat mengesankan untuk vaksin apa pun. Studi ini belum selesai, tetapi datanya terlihat sangat solid,” ujarnya.
Kepala bagian infeksiologi di University Hospital Regensburg, Bernd Salzberger mengatakan, meskipun hanya sedikit kejadian total 94 kasus yang telah diamati dalam penelitian sejauh ini, ini adalah hasil yang sangat baik. Tidak ada efek samping yang serius yang terjadi.
“Dilaporkan secara keseluruhan hasil yang sangat positif, yang mungkin akan mengarah pada persetujuan awal,” kata Salzberger.
Marylyn Addo, kepala bagian penyakit tropis di University Medical Center Eppendorf di Hamburg, Jerman mengatakan, bahwa harus lebih berhati-hati dalam menilai vaksin tersebut.
“Data primer belum tersedia dan publikasi yang ditinjau oleh sejawat masih belum tuntas. Kami masih harus menunggu data pastinya sebelum bisa membuat penilaian akhir,” katanya.
Meskipun uji klinis dapat menunjukkan bahwa vaksin aman dan efektif di antara puluhan ribu dan bahkan ratusan ribu orang, uji coba ini tidak mungkin merangkum setiap kemungkinan efek samping yang dapat terjadi di antara orang-orang tertentu atau setelah jangka waktu yang lama.
“Itu sebabnya, bahkan setelah vaksin diluncurkan, sangat penting untuk memantau keamanan dan kemanjuran vaksin,” kata Naor Bar Zeev, wakil direktur Pusat Akses Vaksin Internasional di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health di AS. (der/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: