Tingkatkan Partisipasi Publik dengan Kampanye 3T dan 3M

Tingkatkan Partisipasi Publik dengan Kampanye 3T dan 3M

JAKARTA-Kampanye 3T (tracing, testing dan treatment) dan 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak) harus terus digencarkan. Hal ini untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan penularan COVID-19.

“Memang perlu ada komunikasi yang masif terus berulang-ulang dari sumber yang terpercaya. Tetapi dengan satu pesan yang jelas,” kata Penasehat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi untuk peningkatan testing dan tracing, Monica Nirmala dalam diskusi virtual di Jakarta, Kamis (12/11).

Dia menuturkan masyarakat terdiri dari banyak segmen. Sehingga ada perbedaan dalam hal seperti tingkat pendidikan, sosial dan ekonomi sehingga bahasa komunikasi atau edukasi yang digunakan juga harus masuk pada setiap segmen masyarakat.

Menurutnya, mengedukasi masyarakat tentang 3T menjadi penting untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran masyarakat. “Harapannya 3T dan 3M ini bisa menjadi partisipasi aktif publik dalam mendukung keberhasilan program ini,” jelasnya.

Dengan banyaknya segmen di masyarakat, maka edukasi dan komunikasi harus dilakukan. Tidak bisa hanya mengandalkan perseorangan atau tokoh tertentu saja.

“Tetapi justru semua elemen masyarakat perlu mengedukasi sesuai dengan segmennya masing-masing sesuai dengan tingkat pendidikan siapa lawan bicaranya,” tutur Monica.

Selain kampanye, hal lain yang perlu dilakukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya 3T adalah menjadi teladan. Setiap individu hendaknya menjadi teladan baik dalam melakukan 3M maupun 3T. Sehingga dapat ditiru dan menularkan tindakan baik bagi orang lain.

“Bagaimana setiap individu mengambil peran dan menjadi teladan. Kalau misalnya merasa diri kurang enak badan. Ada batuk pilek dan lain sebaiknya tinggal di rumah, memisahkan diri sementara dari orang-orang lain. Kemudian mencari pengobatan pertama baik dengan menghubungi kesehatan atau ke Puskesmas terdekat,” terang Monica.

Sementara itu, Managing Director di Ipsos Indonesia, Soeprapto Tan mengatakan dari survei, ada 29 persen masyarakat tidak tahu atau tidak sadar tentang 3T.

Sementara, 99 persen masyarakat sudah memahami tentang 3M. Hal itu dikarenakan kampanye 3M di awal dan hingga sekarang jauh lebih tinggi dibandingkan 3T. Sehingga saat ini yang perlu dilakukan adalah gencar melakukan kampanye 3T seperti yang dilakukan pada 3M. “Ini saatnya kita mulai ngomongin 3T,” jelas Soeprapto.

Dia mengatakan kampanye 3T harus ditingkatkan supaya seluruh masyarakat tahu dan ambil bagian dalam mendukung kesuksesan upaya pemerintah dalam implementasi 3T untuk mencegah penularan COVID-19.(rh/fin)

https://www.youtube.com/watch?v=5q6DBklA-Yo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: