Sakit Meninggal

Sakit Meninggal

Pembaca Disway telah membuat saya serasa menjadi wartawan muda lagi.

Begitu banyak yang harus saya hubungi. Begitu banyak dokumen yang harus saya baca. Hanya untuk menghasilkan satu tulisan —yang mungkin akan segera dilupakan ini.

Ir Ryantori itu memang genius. Seperti umumnya orang teknik, ia tidak begitu peduli dengan urusan marketing dan keuangan. Hidupnya begitu sederhana. Apalagi berpartner dengan Ir Soetjipto yang otaknya hanya penuh dengan Mega, Megawati, Megawati Sukarno dan Megawati Soekarnoputri.

Soetjipto, seperti yang saya tahu, pejah gesang nderek Bu Mega. Yang akhirnya ia menjadi anggota DPR dan Sekjen DPP PDI Perjuangan.

Dua orang ini mempercayakan teknologi baru sarang laba-laba kepada salah satu pegawai di perusahaan itu: Kris Suyanto. Kris dinilai jago dalam lobi, meyakinkan orang dan mau bekerja keras.

Ada dua hal yang dipercayakan pada Kris: menguruskan hak paten sarang laba-laba dan mencari proyek.

Dalam perjalanannya Ryantori dan Soetjipto memercayai Kris lebih tinggi lagi: agar Kris memegang total pemasaran konstruksi sarang laba-laba.

Kris sendiri punya perusahaan. Perusahaan milik Kris inilah yang memegang hak sarang laba-laba. Di perusahaan itu Kris punya partner bernama Hadi Waluyo.

Kepercayaan kepada Kris itu dilengkapi dengan perjanjian: setiap dapat proyek harus disisihkan anggaran 10 persen —dari nilai proyek— untuk biaya teknologi.
Biaya teknologi itu meliputi desain, royalti, dan pengawasan.

Dari yang 10 persen itu dibagi dua: Kris masih dapat 75 persen dan Ryantori/Soetjipto dapat 25 persen.

Setelah Soetjipto meninggal bagian itu jatuh ke Seno, anak sulungnya.

Saya tidak mau masuk ke apa yang terjadi dengan pembagian itu. Juga berapa banyak proyek yang didapat. Saya tidak ingin memihak salah satu.

Sekian tahun kemudian terjadilah cerita di Disway yang lalu. Ryantori bermobil menuju Malang. Sampai di Pandaan, di jalan yang menanjak itu, truk besar di depannya mogok. Tidak kuat lagi menaiki tanjakan.

Ryantori dalam bahaya. Truk itu bisa mundur mengenai mobilnya. Lalu kernet truk tersebut turun membawa balok kayu. Ia lari ke roda belakang. Ia mengganjalkan balok itu ke belakang roda. Truk tidak bisa bergerak lagi.

Melihat itu otak Ryantori berputar: bagaimana bisa, balok sekecil itu mampu menahan truk sebesar itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: