Kelompok Tani Disawer 46 Handtractor
KUNINGAN - Kemudahan bagi petani dalam mengembangkan usaha pertaniannya, kembali menjadi salah satu fokus Bupati H Aang Hamid Suganda. Rabu (24/7), sebanyak 46 unit handtractor diserahkan oleh bupati kepada para kelompok tani, di sela apel pagi di Halaman Kantor Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan (DP3). Ikut menyaksikan Kepala DP3, Ir Hj Triastami beserta jajaran. Triastami menyebutkan, 46 handtractor berasal dai bantuan APBN dan APBD Kuningan. Sebanyak 11 handtractor merk kubota, 35 handtractor merk Yanmar Revo. “Kita berikan buat 46 kelompok petani di Kabupaten Kuningan,” ujar Tri. Bantuan handtractor merupakan bantuan rutin. Artinya setiap tahun Ia mengajukan ke pusat dan ke APBD Kuningan. Hasilnya tahun 2013 ada peningkatan dibanding 2012. Bahkan akan kembali ditambah melalui APBD perubahan Kuningan. Dijelaskan, handtracktor akan menjadi aset dan dikelola kelompok petani. Namun diutamakan penggunaannya oleh anggota kelompok. Terkecuali anggota sudah terpenuhi, boleh dipinjamkan ke petani lain. Ia berharap, kedepan dalam cocok tanam petani bisa melakukan pola serempak tanam. “Handtractor ini kita harapkan juga bisa mengurangi biaya produksi petani, dan bisa meningkatkan produksi padi petani,” imbuhnya. Bupati Kuningan H Aang Hamid Suganda, menyatakan, potensi Kuningan sangat mendukung upaya pencapaian produksi pangan. Diantaranya tersedianya sumber daya alam sebagai basis usaha tani. “Kabupaten Kuningan memiliki lahan sawah seluas 28.862 hektar, tegalan dan ladang 27.141 hektar, tanah pengairan 1.619 hektar dan kolam/empang 545 hektar. Semua itu sumber daya alam yang harus dikelola secara tepat,” katanya. Dari kehadiran handtractor, Ia tidak ingin mendengar lagi adanya keterlambatan tanam. Dukungan handtractor, bahkan meningkatkan Indek Pertanaman (IP) dari 200 menjadi 300, dan dari 300 menjadi 400. Aang kemudian berpesan kepada seluruh pegawai DP3 serta seluruh kelompok tani agar terus waspada terhadap hal-hal yang tidak diinginkan. Yaitu dampak perubahan iklim yang bisa menimbulkan perkembangan hama dan penyakit pertanian. Akibatnya produksi pertanian terganggu. “Teruslah juga berupaya meningkatkan pembangunan pertanian yang berkesinambungan dilandasi profesionalisme, inovatif, dan adanya rasa tanggung jawab,” tutup Aang.(tat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: