Metropolis Ketiga di Jabar Masuk dalam RPJMD
Direktur Dana Transfer Umum Kementerian Keuangan RI Andriyanto, berharap Metropolitan Rebana dapat menajamkan belanja- belanja produktif untuk mendukung dunia usaha. Kebijakan pendapatan asli daerah (PAD) harus diperhatikan dalam upaya menciptakan lingkungan kondusif untuk investasi.
Pengembangan Metropolitan Rebana dapat mempercepat belanja dari APBD karena menurut data Kemenkeu per September 2020 realisasi belanja Provinsi Jabar ada di angka 40,19 persen. “Masih terbilang rendah dibandingkan rata- rata nasional, agar (Jabar) segera melaksanakan percepatan belanja,” katanya.
Sementara itu, Ketua Program Studi SAPPK Institut Teknologi Bandung Ridwan Sutriadi mengusulkan agar Metropolitan Rebana juga menghasilkan industri berbasis ketahanan pangan berkelanjutan. “Produknya berkualitas baik sehingga dapat membantu perekonomian masyarakat lokal,” katanya.
Di era transisi generasi tua ke muda serta perkembangan dunia digital, kota dan desa sama pentingnya untuk dibangun. Jabar harus mempu melihat perubahan global setelah pandemi COVID-19, di antaranya perubahan megatrend teknik. “Phisical distancing perlu disikapi dengan pergeseran infrastruktur fisik ke infrastruktur digital,” jelasnya.
Pra Musrenbang yang digelar daring berjalan cukup aktif. Banyak masukan dari bappeda dan perwakilan daerah lainnya. Seperti salah satunya dari Kepala Bappeda Kabupaten Bandung Cakra Amiyana.
Dia mengusulkan Metropolitan Rebana menjadi tempat penampungan industri manufaktur dan tekstil Bandung Metropolitan, yang menurutnya saat ini sudah kelebihan kapasitas. Sementara Bandung Raya diarahkan ke agroforestri dan pariwisata. “Sehingga ada keseimbangan daya dukung di selatan dan utara Jabar,” katanya.
Dia juga mengusulkan, Tol Soroja yang melintas di Kabupaten Bandung diperpanjang sampai ke Ciwidey dan Naringgul, Cidaun (Kab. Cianjur). “Ini bisa jadi cikal bakal pengembangan PKN Pangandaran dan Sukabumi,” sebutnya. (yud)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: