Virus Covid -19 Timbulkan Efek Berbahaya Bagi Penderita
JAKARTA – Virus Covid-19 menimbulkan efek berbahaya pada penderita. Terutama yang memiliki faktor penyakit bawaan dan pada masyarakat usia produktif.
“Apalagi dalam proses transmisinya pasien terinfeksi, namun tidak menunjukkan gejala. Sehingga kuncinya kita harus tetap melakukan protokol kesehatan secara ketat,” ujar Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) Bidang Mikrobiologi, Profesor Maksum Radji di Jakarta, Minggu (6/12).
Menurutnya yang harus dijaga adalah Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Selain itu, disiplin 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak). Untuk orang yang memiliki komorbid (penyakit penyerta, Red) wajib melakukan kontrol yang ketat.
Maksum menjelaskan sistem pertahanan tubuh diklasifikasikan menjadi non-spesifik. Yakni pertahanan pertama yang tersusun dari fisik humoral (komplemen, interferon, TNF) seluler (fagosit dan NK).
Selain itu, ada sistem kekebalan lain. Yaitu adaptive immunity yang dapat dipicu dari paparan terhadap penyebab kuman. Salah satunya melalui vaksinasi ataupun paparan langsung secara alami. Sistem adaptif ini memicu pembentukan antibodi yang akan men-trigger pertahanan imunitas seluler.
“Herd immunity atau kekebalan komunitas, baru tercapai apabila 60 hingga 80 persen masyarakat suatu populasi terpapar secara alami ataupun melalui vaksinasi,” terangnya.
Jika dari hasil paparan alami 286 juta penduduk, maka sekitar 160-215 juta penduduk akan terinfeksi. Dengan kemungkinan 9.1 juta sampai 12.2 juta penduduk akan meninggal (prediksi case fatality rate (CFR) 5.7 persen).
“Mengingat tingginya CFR, saat ini para peneliti di dunia berkolaborasi dalam mempersiapkan vaksin. Harapannya, vaksin dapat menstimulasi pembentukan antibodi terhadap penyebab COVID 19. Dengan mempertimbangkan CFR tersebut, herd immunity diharapkan dapat dicapai melalui vaksin,” paparnya.
Dengan vaksinasi diharapkan masyarakat yang telah diimunisasi menjadi pelindung bagi kelompok kecil lainnya yang belum mendapatkan imunisasi.
Dalam proses herd immunity melalui vaksinasi, kepatuhan terhadap protokol kesehatan harus tetap berlanjut selama bertahun-tahun. “Karena masih diperlukan studi terkait efektivitas vaksin. Apakah 6 bulan 1 tahun atau lebih,” imbuhnya.
Dia menekankan pentingnya upaya pencegahan penularan sebelum adanya vaksin ataupun efek post surveillance marketing setelah vaksinasi diumumkan.
“Kami tetap merekomendasikan masyarakat mematuhi protokol 3M. Selain itu, kesiapan pemerintah dalam memutus COVID-19. Juga konsistensi lembaga masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, herd immunity serta menjalankan gaya hidup sehat,” tandasnya. (rh/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: