Petani Milenial Bangkitkan Sektor Ekonomi

Petani Milenial Bangkitkan Sektor Ekonomi

BANDUNG - Sektor pertanian belum menjadi magnet pekerjaan bagi generasi milenial di Indonesia, termasuk Jawa Barat (Jabar). Padahal, generasi milenial diharapkan membawa perubahan pada sektor pertanian masa depan.

Berdasarkan hasil survei pertanian antarsensus (sutas) 2018 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah petani di Jabar mencapai 3.250.825 orang. Dari jumlah tersebut, petani yang berusia 25-44 tahun hanya 945.574 orang atau 29 persen. Kondisi tersebut tentu memberikan efek domino bagi sektor pertanian di Jabar.

Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar melalui program Petani Milenial berupaya mengubah wajah pertanian menjadi segar agar generasi milenial tertarik menjadi petani. Pemanfaatan teknologi pun dilakukan.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (Distanhor) Jabar Dadan Hidayat mengatakan, Petani Milenial digagas Pemda Provinsi Jabar untuk meregenerasi petani di Jabar. Selain itu, Petani Milenial harus adaptif terhadap perubahan, dan menguasai teknologi digital.

\"Saat ini, perlu regenerasi petani. Perubahan tantangan di sektor pertanian semakin berat. Perlu pelaku utama yang adaptif terhadap perubahan, teknologi semakin maju, dan globalisasi,\" kata Dadan.

\"Tujuan dari Petani Milenial adalah meingkatkan produktivitas, produksi pertanian, meningkatkan pendapatan dan ekspor, menumbuhkan generasi mudah untuk menjadi petani, dan menciptakan pertanian maju, mandiri, dan modern,\" imbuhnya.

Dadan menjelaskan, dalam program Petani Milenial, lahan milik Pemda Provinsi Jabar yang tidak terpakai dapat dimanfaatkan petani muda dengan sistem pinjam pakai atau bentuk kerja sama lainnya. Setiap petani muda dapat memanfaatkan minimal satu hektare lahan.

Komoditas yang ditanam pun disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan kondisi lahan. Hal itu dilakukan agar komoditas hasil petani muda dapat terserap pasar atau bahkan masuk pasar global.

Pemda Provinsi akan mencari off-taker, baik domestik maupun ekspor. Dengan begitu, petani muda dapat berkolaborasi dengan off-taker mengenai komoditas apa yang mesti dihasilkan.

\"Komoditas harus yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan berdaya saing, baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Pemasarannya dapat juga dilakukan dengan kerja sama bersama para pelaku pasar sebagai off-taker,\" ucap Dadan.

\"Kami akan menjadi fasilitator dalam pemasaran komoditas hasil petani milenial melalui forum-forum offtaker dan forum-forum perbankan, serta forum marketplace seperti e-commerce, supaya terjadi kolaborasi Pentahelix semua pihak,\" tambahnya.

Dadan menyatakan, teknologi 4.0 akan dimanfaatkan dalam program Petani Milenial. Ia menyebut bahwa implementasi teknologi menjadi dasar pembinaan petani milenial.

\"Pemanfaatan teknologi internet of think dan manajemen pertanian modern menjadi materi utama. Begitu juga pemanfaatkan inovasi-inovasi teknologi dalam sistem budidaya, mulai on farm sampai dengan off-farm,\" katanya.

Dengan pemanfaatan teknologi, kata Dadan, diharapkan petani milenial dapat menembus pasar global. Selain itu, sejumlah upaya akan dilakukan Pemda Provinsi Jabar untuk mempromosikan komoditas petani milenial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: