Belum Ada Daging Sapi Formalin
KUNINGAN - Maraknya oknum pedagang daging berformalin atau tiren (mati kemarin) menjelang Lebaran, mendapat antisipasi Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (DP3) Kuningan melalui Inspeksi Mendadak (sidak) ke beberapa pasar tradisional. Mereka memeriksa peredaran daging ayam, kambing, dan sapi. Seperti di Pasar Cilimus, petugas DP3 memeriksa kondisi daging. Pemeriksaan menggunakan alat khusus pendeteksi kadar Ph dan kandungan zat kimia, seperti formalin. Beberapa sampel daging dites oleh petugas kemudian dicatat. Bagi yang dicurigai bermasalah, petugas mengambil daging tersebut untuk diuji skala laboratorium. Hasilnya, sementara petugas tidak menemukan daging bermasalah. Namun petugas mewanti-wanti kepada para pedagang untuk tidak coba-coba menjual daging bermasalah karena mereka bisa diancam sanksi berat. Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) DP3 Kuningan, Nana Suyana menjelaskan, Sidak daging dilakukan serentak di empat pasar tradisional besar, yaitu Pasar Baru Kuningan, Luragung, Ciawigebang dan Cilimus. Ini untuk pencegahan peredaran daging bermasalah yang bisa merugikan masyarakat. Baik dari segi ekonomis hingga kesehatan. \"Saat akhir Ramadan, biasanya banyak bermunculan pedagang daging dadakan. Yang sering menjual dagaing bermasalah, biasanya juga pendatang dari luar. Oleh sebab itu, kami mencegahnya secara dini dengan memeriksa peredaran daging. Pemeriksaan kita lakukan setiap hari hingga Lebaran,” papar dia. Dalam pemeriksaan tersebut, lanjut Nana, petugasnya akan mengawasi peredaran daging bermasalah. Seperti daging mengandung formalin, daging bangkai, gelonggongan hingga daging campuran. “Jika dari hasil pemeriksaan laborotorium menunjukkan daging tersebut bermasalah, maka pihaknya akan berkoordinasi dengan Satpol PP, bahkan kepolisian untuk penindakan secara hokum,” tandasnya. Sementara, seorang pedagang Pasar Cilimus Edah (45), mengaku selama ini Ia hanya menjual daging ayam dari perusahaan ayam potong. Edah pun menjamin, ayam yang dijualnya merupakan ayam pilihan dan terbebas dari bahan pengawet. \"Saya selalu jual ayam apa adanya sesuai kiriman dari bandar. Rata-rata penjualan setiap hari selalu habis. Gak ada sisa untuk dijual besoknya. Sehingga sama sekali tidak pakai pengawet,” terangnya. (tat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: