Khawatir Bahasa dan Aksara Cacarakan Punah

Khawatir Bahasa dan Aksara Cacarakan Punah

CIREBON - Mungkin, hanya sedikit sekali generasi muda yang bisa menuturkan bebasan atau bahasa Jawa halus dengan lancar. Terlebih lagi untuk penggunaan aksara cacarakan atau aksara jawa kuno.

Arus modernisasi rupanya telah cukup untuk menggerus eksistensi salah satu warisan budaya leluhur ini. Padahal, bahasa dan aksara merupakan salah satu bentuk identitas dan jati diri suatu bangsa.

Hal tersebut diungkapkan oleh Muhtar Zaedin, ahli naskah jawa kuno dalam acara diskusi Budaya Cirebon yang digelar di Bangsal Prabayaksa Keraton Kacirebonan, Minggu (12/13).

Menurut Muhtar bahasa Cirebon dan juga aksara cacarakan merupakan identitas budaya masyarakat Cirebon. “Aksara yang diakui sebagai identitas lelulur kita adalah Cacakan atau aksara Jawa kuno. Dimana Cirebon sendiri sebagian besar budayanya dipengaruhi oleh budaya Jawa,” ungkapnya.

Pengggunaan aksara cacarakan saat ini tak banyak digunakan. Generasi muda bahkan sudah mulai lupa dengan keberadaannya. Dirinya mengaku cukup prihatin, mengingat materi tentang bebasan dan aksara cacarakan terbilang minim dijumpai.

“Bahasa Cirebon ini unik. Karena tidak semua bahasa bisa mempunyai aksara sendiri. Maka dari itu, sangat perlu kiranya untuk melestarikanya,” bebernya.

Sultan Kacirebonan, Sultan Abdul Gani juga mengungkapkan kekhawatiranya, bebasan dan aksara Cacarakan akan semakin tidak dikenal oleh masyarakat.

Maka dari itu, diperlukan kerja sama antar semua stakeholder supaya bahasa dan aksara cacarakan tetap eksis sebagai bagain dari kekayaan budaya Cirebon.

Hal yang sama juga dikatakan oleh Wakil Ketua DPRD Kota Cirebon, Fitria Pamungkaswati. Menurutnya sebagai warisan budaya, seharusnya eksistensi Bebasan dan juga Aksara Cacarakan bisa harus lebih diperhatikan. Ia pun mengapresiasi digelarnya kegiatan diskusi budaya tersebut.

“Generasi muda kita banyak yang tidak mengenal bebasan. Mereka hanya mengenal bahasa Cirebon, itupun yang kasar. Bukan yang halusnya. Tentunya ini sangat disayangkan,” ucapnya.

Dirinya pun berharap agar pemerintah, khsusunya Dinas Pendidikan Kota Cirebon bisa memberikan materi materi tentang bahasa Cirebon di sekolah sekolah lebih banyak. Apalagi ke depan, Cirebon akan menjadi kota budaya, kota destinasi yang banyak dikunjungi wisatawan. “Tentunya bahasa dan aksara ini yang seharusnya ditonjolkan sebagai identitas,” ucapnya. (awr)

https://www.youtube.com/watch?v=vT_R5Y-0SLc&t=1s

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: