Uzbekistan Tutup Perbatasan

Uzbekistan Tutup Perbatasan

TASHKENT - Uzbekistan menutup perbatasannya bagi warga dari delapan negara, seperti Inggris, dan mereka yang baru saja mengunjungi kedelapan negara itu, di tengah kekhawatiran varian baru virus corona, serta tingginya kasus baru di negara-negara tersebut. Larangan masuk akan berlaku hingga 10 Januari.

Selain Inggris, tujuh negara lainnya yang terkena imbas kebijakan tersebut di antaranya Italia, Jerman, Denmark, Austria, Belanda, Australia dan Afrika Selatan, demikian pernyataan pemerintah negara Asia Tengah tersebut. Warga Uzbekistan yang baru tiba dari negara-negara yang dimaksud harus menjalani karantina 14 hari. Negara dengan 33 juta penduduk itu juga mewajibkan tes antibodi Covid-19 bagi semua pendatang dari luar negeri mulai 25 Desember.

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan kepada negara-negara dunia, khususnya negara mitranya di Eropa untuk meningkatkan tindakan pencegahan melawan virus corona terkait remuan varian baru di Inggris.

Berdasarkan catatan WHO, sejauh ini ada 11 kasus virus corona varian baru di luar Inggris, sembilan berada di Denmark, satu di Belanda, dan satu lagi di Australia.

\"Di seluruh Eropa, di mana penularannya intensif dan meluas, negara-negara perlu melipatgandakan pengawasan dan pencegahan,\" kata juru bicara WHO untuk Eropa, dikutip dari AFP, Senin (21/12).

Badan PBB itu juga mendesak anggotanya di seluruh dunia, untuk lebih meningkatkan penelitian terhadap virus SARS-CoV-2. \"Jika memungkinkan serta berbagi data, khususnya jika menemukan mutasi,\" ujarnya.

Menurut temuan WHO, tanda-tanda awal menunjukkan varian baru ini bisa menular lebih mudah. \"Informasi awal varian tersebut dapat memengaruhi kinerja beberapa diagnostik (tes),\" bunyi pernyataan.

Namun sejauh ini, belum ditemukan bukti bahwa orang yang terinfeksi varian baru virus corona mengalami penyakit lebih parah. \"Ini juga sedang diselidiki,\" ujarnya.

Pekan lalu, Eropa menjadi kawasan pertama di dunia yang angka kematian akibat Covid-19 menembus 500.000 orang sejak pandemi. Secara total, virus corona telah merenggut lebih dari 1,6 juta nyawa di seluruh dunia. (ant/dil/jpnn)

https://www.youtube.com/watch?v=yz5L8uZzk5I&t=12s


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: