Kemenag: Lebaran Hampir Pasti Serentak
JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) belum bisa memastikan jatuhnya 1 Syawal 1434 Hijriyah. Seperti saat penetapan 1 Ramadan 1434 Hijriyah lalu, pemerintah perlu mengadakan sidang isbat. Rencananya, sidang isbat 1 Syawal pada Rabu (7/8). Hampir bisa dipastikan tidak ada perbedaan penetapan 1 Syawal antara versi pemerintah dengan Muhammadiyah, seperti saat penetapan 1 Ramadan lalu. Menag Suryadharma Ali (SDA) menuturkan, sidang isbat penetapan 1 Syawal akan dilangsungkan lebih siang. \"Sama seperti sidang isbat 1 Ramadah lalu,\" kata dia. Yakni sidang dimulai siang hari dan diakhiri setelah salat Magrib. Dalam tahun-tahun sebelumnya, sidang isbat dijalankan mulai dari sore hari hingga malam hari. Dengan percepatan pelaksanaan sidang isbat ini, Menag berharap pemerintah memiliki banyak waktu untuk sosialisasi. SDA berharap kebersamaan bisa terjalin saat pelaksanaan 1 Syawal 1434 Hijriyah nanti. Meskipun begitu dia belum bisa memastikan kapan 1 Syawal sampai pelaksanaan sidang isbat dijalankan. Sementara itu jauh-jauh hari pihak Muhammadiyan sudah menetapkan bahwa 1 Syawal 1434 Hijriyah jatuh pada Kamis, 8 Agustus 2013. Ketetapan ini tertuang dalam Maklumat Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah tertanggal 23 Mei 2013 lalu. Dalam maklumat itu menetapkan hasil hisab untuk 1 Ramadan 1434 H, 1 Syawal 1434 H, dan 1 Zulhijjah 1434 H (sebagai penetapan Idul Adha/10 Zulhijjah). Melalui maklumat itu, PP Muhammadiyan memutuskan 1 Syawal 1434 Hijriyah jatuh pada Kamis Wage, 8 Agustus 2013. Keputusan itu diambil setelah mereka menetapkan ijtimak jelang Syawal 1434 Hijriyah terjadi pada 7 Agustus 2013. Lalu tinggi bulan saat matahari terbenam di Jogjakarta dinyatakan hilal sudah wujud. Dan di seluruh Indonesia pada saat matahari terbenam (7/8) kondisi bulan berada di atas ufuk. “Muhammadiyah melalui keputusan Majelis Tarjih sudah menetapkan Idul Fitri 1434 Hijriyah akan jatuh pada 8 Agustus. Bertepatan dengan hari libur nasional yang sudah ditetapkan pemerintah,\" kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin di Jakarta, kemarin. Dia mengatakan, penetapan 8 Agustus sebagai hari raya Idul Fitri karena pada 7 Agustus sudah terjadi konjungsi matahari, bumi, dan bulan pada satu garis lurus. Apabila nanti terjadi perbedaan pendapatan penetapan 1 Syawal, khususnya dengan pihak pemerintah, Din menilai hal itu harus ditoleransi. Jika pemerintah harus melalui pemantauan hilal pada 7 Agustus dan saat itu hilal belum wujud, maka wajib menggenapkan puasa menjadi 30 hari. Otomatis lebarannya jatuh pada Jumat, 9 Agusuts 2013. Tetapi jika pada 7 Agustus nanti hilal sudah bisa diamati, maka pemerintah pasti menetapkan 1 Syawal 1434 Hijriyah jatuh pada Kamis, 7 Agustus. \"Jika nanti ada perbedaan harus ditoleransi. Karena dengan perbedaan itu, Insya Allah ukhuwah tetap terjaga,\" kata Din. (wan/kim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: