DBL All-Star Menuju Seattle

DBL All-Star Menuju Seattle

SURABAYA - Para pemain dan pelatih SMA terbaik liga basket pelajar terbesar di Indonesia, Honda Development Basketball League (DBL) 2010, akan terbang ke Kota Seattle, Amerika Serikat (AS). Awal November mendatang, tim DBL Indonesia All-Star 2010 tidak hanya bertanding melawan tim-tim muda di kota itu. Namun, mereka juga ikut belajar di sejumlah SMA setempat serta dijamu klub-klub liga tertinggi, WNBA dan NBA, yang berlokasi di sekitar Seattle. “Kami lega, akhirnya bisa mengumumkan program yang akan dijalani DBL Indonesia All-Star 2010 di Amerika. Dalam beberapa bulan terakhir, kami telah mematangkan program ini bersama Seattle Surabaya Sister City Association, Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, dan sejumlah pihak terkait di Seattle,” ungkap Azrul Ananda, commissioner DBL. Azrul menegaskan, pihaknya tidak ingin hanya mengirimkan tim untuk jalan-jalan biasa. Sama seperti ketika mengirim tim ke Perth, Australia, dalam dua tahun terakhir, pihaknya ingin para student athlete pilihan itu menuai ilmu dan pengalaman selengkap-lengkapnya. Semua kemudian bisa di-sharing ketika pulang ke Indonesia. “Harus ada elemen edukasi dan pertukaran budaya. Sesuai misi utama Honda DBL, mengembangkan konsep student athlete,” tegas Azrul. Di AS, tim yang terdiri atas 12 pemain putra, 12 pemain putri, dan lima pelatih tersebut akan dipandu pengurus Seattle Surabaya Sister City Association (SSSCA). Merekalah yang membantu mencarikan para partner di Seattle. Mulai SMA yang akan dikunjungi, lawan tanding, sampai program kunjungan lain. “Di Seattle, sudah ada dua sekolah yang siap menjamu DBL. Yaitu, Lakeside dan Glacier Peak High School. Lalu, tim DBL akan berlatih dan bertanding melawan Rainier Vista Boys & Girls Club. Mereka punya tim bernama Bulldogs, kumpulan pemain-pemain SMA di kawasan Seattle,” jelas Michael Atmoko, presiden SSSCA. “Tim WNBA Seattle Storm juga siap memberikan tur di balik layar kepada anak-anak DBL. Kami yakin, mereka akan mendapat pengalaman tak terlupakan,” lanjutnya. Kerja Sama Australia Tim DBL Indonesia All-Star 2010 akan dipilih dari 81 pemain putra, 80 pemain putri, dan 50 pelatih kandidat, hasil seleksi Honda DBL 2010 yang diselenggarakan di 21 kota, 18 provinsi di Indonesia. Di setiap provinsi, DBL Indonesia sebagai penyelenggara memilih lima pemain putra dan lima pemain putri, plus dua pelatih, untuk ikut DBL World Camp di Surabaya. Khusus di Aceh, hanya satu pemain putra yang dipilih (hanya ada kompetisi putra di provinsi tersebut). Pada 6 Agustus mendatang, mereka semua akan berkumpul di Surabaya. Lalu, mulai 7 hingga 10 Agustus, mereka menjalani DBL World Camp bersama National Basketball League (NBL) Australia, liga tertinggi di Negeri Kanguru. “Dalam hal kualitas kompetisi, NBL Australia termasuk lima liga terbaik di dunia. Mereka menghasilkan tim nasional Australia, yang masuk jajaran papan atas dunia. Ini kerja sama perdana DBL Indonesia dengan NBL Australia, yang kami yakini bisa memberikan bantuan maksimal untuk mengembangkan kemampuan anak-anak Indonesia,” papar Azrul Ananda. Tidak tanggung-tanggung, NBL Australia akan mengirimkan “tim pelatih serius”. Beberapa di antaranya punya pengalaman NBA. Sebagai pemain bintang, akan hadir Corey “Homicide” Williams. Legenda streetball asal Amerika Serikat itu pada musim 2009-2010 lalu terpilih sebagai Most Valuable Player (MVP) di NBL Australia. “Dia pernah tampil di NBA. Musim lalu juga menjadi pemain termahal di NBL Australia,” ujar Azrul. Susunan pelatih pun dahsyat. Ada Paul Rogers, mewakili Perth Wildcats, champion NBL Australia 2010. Dia baru gantung sepatu tahun lalu. Sebelumnya, dia pernah menjadi MVP NBL Australia dan mewakili timnas Australia di Olimpiade 2000 dan 2004. Dia bahkan pernah tergabung di klub NBA Los Angeles Lakers dan Toronto Raptors. Ada pula Adam Caporn, asisten pelatih timnas junior Australia, yang mantan pemain timnas. Lalu, ada Mick Downer, asisten pelatih klub Cairns Taipans yang punya pengalaman di AS. Tidak ketinggalan, Andrew Vlahov, pemain legendaris Australia yang akan bertindak sebagai camp coordinator. Vlahov, yang pada awal 1990-an pernah tergabung bersama LA Lakers di NBA, kini menjadi CEO RV Sports, perusahaan sports management yang juga mengelola timnas Australia. “Dengan NBL Australia, seluruh peserta camp akan mendapat latihan maksimal. Tidak satu pun ketinggalan. Sehingga, kita bisa melakukan seleksi lebih baik, menentukan siapa yang layak masuk DBL Indonesia All-Star 2010,” terang Azrul. Pihak Australia mengaku senang mendapat kesempatan bekerja sama dengan DBL Indonesia. “Kami telah mendengar banyak hal baik, dan telah melihat langsung aksi para pemain berbakat DBL saat mengunjungi Australia. Para pelatih NBL (Australia) punya background internasional yang kuat, dan tak sabar bisa segera berbagi pengetahuan dengan para pemain DBL,” kata Andrew Vlahov. Vlahov menegaskan harapan agar kerja sama ini punya dampak jauh lebih besar. “Semoga partnership baru ini bakal menjadi awal hubungan jangka panjang yang lebih baik antara kedua negara,” ujarnya. Hubungan dengan Australia bukan hanya itu. Sebelum terbang ke Seattle, DBL Indonesia All-Star 2010 akan lebih dulu menjalani pertandingan internasional melawan tim muda dari Gold Coast, Australia. Pertandingan tersebut diselenggarakan akhir Oktober nanti, di DBL Arena Surabaya. “Tahun lalu, DBL menjamu tim dari Kota Darwin. Sekarang dari Gold Coast. Detail pertandingan ini akan kami sampaikan lebih lanjut,” ungkap Masany Audri, general manager DBL Indonesia. Oleh DBL Indonesia, rangkaian aktivitas pertandingan dengan Gold Coast hingga Seattle itu dinamai DBL International Challenge 2010. (azz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: