Komitmen Berikan Layanan Terbaik ke Penumpang

Komitmen Berikan Layanan Terbaik ke Penumpang

PANDEMI Covid-19 yang berlangsung sejak 10 bulan lalu, membawa dampak bagi segala sektor tanpa terkecuali transportasi. Termasuk PT Kereta Api Indonesia (KAI). Pperasional kereta api menjadi terbatas.

Belum lagi persyaratan ketat dari pemerintah pusat agar penumpang KAI menerapkan protokol kesehatan, pengecekan suhu hingga harus melampirkan hasil pemeriksaan rapid test. Bahkan baru-baru ini, calon penumpang mesti melampirkan hasil rapid test antigen dengan hasil negatif. Selain itu jumlah penumpang KA juga dibatasi maksimal hanya  70 persen.

Bagaimana Wisnu Pramudyo menghadapi tantangan ini? Sejak menjadi sebagai Vice President KAI Daops III Cirebon sekitar 10 bulan, Wisnu memiliki komitmen untuk terus meningkatkan pelayanan, dengan keleluasaan anggaran, dan kolaborasi. Meski diakui, pandemi telah membuat semua menjadi serba terbatas.

Awal-awal pandemi pertengah Maret 2020, Wisnu masih menyesuaikan dengan membaca-baca perkembangan. Kemudian April sudah mulai kelihatan operasional KAI terdampak. Bahkan prediksi hingga akhir tahun kerugian mencapai Rp3 triliun.

Kondisi ini tentu saja berdampak juga bagi KAI Daops III Cirebon. Bahkan di wilayah Daops III Cirebon prediksi kerugian sejak awal pandemi hingga akhir tahun ini mencapai Rp154 miliar. “Perlu efisiensi. Anggaran dari berbagai sektor dilakukan efisiensi. Namun perjalanan KA harus tetap berjalan,” katanya.

Wisnu menegaskan, di lingkungan KAI tidak ada pengurangan pegawai. Yang ada hanya pengurangan jam kerja khususnya out sourcing.

Tantangan berikutnya yang harus dihadapi Wisnu adalah menjaga pegawai Daops III Cirebon tidak terpapar covid-19. Sampai November tidak ada yang terpapar dari total 1.368 pegawai KAI dan out sourcing 1212 orang.

Terhitung mulai april KA mulai tidak beroperasi. Mulai sekitar bulan Juni-Juli 2020 mulai KA jalan sesuai SE Nomor 14/2020 Satgas Covid-19 pusat. Bahwasannya penumpang harus menyertakan rapid test. Bahkan selama itu pegawai KAI yang bekerja di kantor melakukan WFH hampir 100 persen, sedangkan pegawai KAI di bagian operasional digilir.

Walaupun operasional kereta api terganggu akibat pandemi covid-19, Wisnu bersama tim turun langsung melakukan pembagian masker, penyemprotan desinfektan secara berkala di KA, menyusun SOP pelaksana tugas saat pendemi.

“Tiap Senin kita doa bersama walaupun  kondisinya di rumah. Setiap jam 10. Berharap salah satu doa dari kita bisa diijabah,” ujar Wisnu optimis.

Di tengan pandemic, KAI berjibaku mengeluarkan daya upaya dan efisiensi luar biasa. Sisi lain tetap wajib berkontribusi ke masyarakat dan pemda sebagai tanggung jawab sosial dan lingkungan melalui CSR, dan tahun 2020 CSR sudah tersalurkan 100 persen.

“Melalui CSR ini, kami berharap saling mendoakan agar pandemi ini bisa segera berakhir dan sektor transportasi khususnya KAI bisa pulih kembali,” kata Wisnu.

Untuk CSR disalurkan di wilayah Daops 3 seperti Karawang, Majalengka, Kabupaten  Cirebon, Kota Cirebon, Indramayu,  Brebes dan Tegal. Untuk Kota Cirebon bantuan wastafel portable disalurkan ke masyarakat termasuk menyerahkan ke Sultan Kanoman dan Pemerintah Kota Cirebon.

Wisnu juga melakukan terobosan melalui program sedekah minimal Rp5 ribu per pegawai. Namun pegawai justru malah menilai angka Rp5 ribu dianggap terlalu sedikit akhirnya disepakati sedekah Rp10 ribu  dan sedekah yang terkumpul ini diserahkan ke pondok pesantren dan panti asuhan. Ini di luar program CSR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: