Abu Bakar Ba’asyir Bebas, Australia Khawatir

Abu Bakar Ba’asyir Bebas, Australia Khawatir

JAKARTA - Kebebasan Abu Bakar Ba\'asyir dari Lembaga Pemasyarakatan (LP) Gunung Sindur, Bogor, pada Jumat (8/1) mendagang dikhawatirkan sebagian pihak. Salah satunya Australia.

Pemerintah Australia melalui Menteri Luar Negeri Marise Payne menyampaikan harapan agar Pemerintah Indonesia dapat memastikan terpidana kasus terorisme Abu Bakar Ba’asyir bukan lagi ancaman setelah dinyatakan bebas murni.

Diketahui, Abu Bakar Ba\'asyir akan menghirup udara bebas dari LP Gunung Sindur, Bogor pada Jumat (8/1) mendatang.

Ba’asyir merupakan ulama yang diyakini punya paham radikal dan diduga menjadi dalang aksi teror bom di Bali pada 2002.

\"Australia berharap Ba’asyir tidak lagi akan memancing lebih banyak aksi teror saat dia bebas,\" kata Payne dilansir dari Reuters, Selasa (5/1).

Abu Bakar Ba’asyir dipenjara sejak 2011 karena keterkaitannya dengan tempat pelatihan yang mengajarkan paham radikal di Provinsi Aceh. Bagi pengikutnya, Ba’asyir dianggap sebagai pemimpin spiritual jaringan Jemaah Islamiyah (JI), organisasi yang diyakini terhubung dengan al-Qaeda.

Selain itu, Jemaah Islamiah diyakini bertanggung jawab atas serangan bom di beberapa tempat hiburan di Bali. Dalam pernyataannya, Payne juga mengemukakan telah menyampaikan kekhawatiran negaranya atas kebebasan Ba\'asyir kepada pemerintah Indonesia. “Kedutaan kami di Jakarta telah menyampaikan dengan jelas kekhawatiran ini bahwa ada orang-orang semacam itu harus dicegah untuk memancing adanya aksi teror di masa depan yang mengorbankan warga sipil tidak bersalah,\" demikian disampaikan Payne melalui pernyataan tertulisnya.

Abu Bakar Ba’asyir sendiri membantah tuduhan keterlibatannya dalam serangan bom di Bali. Pengacara yang mewakili tokoh pendiri Pondok Pesantren Al Mu\'min itu belum menjawab pertanyaan terkait kebebasan pada Jumat nanti.

Aksi teror bom di Bali menyebabkan lebih dari 200 orang tewas dan banyak di antara mereka adalah warga Australia. Jaringan JI juga diyakini bertanggung jawab atas serangan bom di Hotel J.W. Marriott, Jakarta, pada 2003 yang menyebabkan 12 orang tewas.

Seorang anggota senior JI diyakini bertanggung jawab atas serangan teror tersebut.

Payne mengatakan Australia telah menyampaikan harapan kepada pemerintah Indonesia agar memastikan Abu Bakar Ba’asyir tidak lagi berbahaya bagi pihak lain. (antara/jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: