Dokter dari Cirebon: Jokowi Disuntik Tidak 90 Derajat, Vaksin Harus Diulang? Ini Jawaban Ketua Satgas PB IDI

Dokter dari Cirebon: Jokowi Disuntik Tidak 90 Derajat, Vaksin Harus Diulang? Ini Jawaban Ketua Satgas PB IDI

JAKARTA - Presiden Jokowi disebut harus disuntik ulang vaksin Covid 19. Pasalnya suntikan gagal, karena tidak 90 derajat. Hal itu diungkapkan dokter dari Cirebon, dr Taufiq Muhibbuddin Waly SpPD.

Namun, apa yang diungkapkan dr Taufiq dalam surat terbuka, telah dimentahkan Ketua Satuan Tugas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Zubairi Djoerban.

Baca Juga: Melahirkan Bayi di Toliet RSJ dr Soerojo, Gadis Indramayu Mengaku Keluar Kista

Dia mengungkapkan jawaban itu via akun Twitter miliknya, berikut selengkapnya:

Selain Kristen Gray, yang meresahkan lagi adalah beredarnya pesan berantai di media sosial dan WAG tentang vaksinasi
@jokowi yang dianggap gagal dan harus diulang.

Pertanyaan ini diajukan terus oleh jurnalis kepada saya, entah kenapa. Biar clear, berikut jawaban saya:

Duduk persoalan isu ini dimulai dari pesan seorang dokter di Cirebon yang menyatakan injeksi vaksin Sinovac seharusnya intramuskular (menembus otot) sehingga penyuntikannya harus dilakukan dengan tegak lurus (90 derajat).

Menurut dokter itu, vaksin yang diterima
@jokowi tidak menembus otot, karena tidak 90 derajat.

Sehingga, dianggapnya, vaksin tersebut tidak masuk ke dalam darah, dan hanya sampai di kulit (intrakutan) atau di bawah kulit (subkutan). Apakah benar?

Jawabannya tidak benar. Sebab, menyuntik itu tidak harus selalu tegak lurus dengan cara intramuskular.

Itu pemahaman lama alias usang dan jelas sekali kepustakaannya. Bisa Anda lihat di penelitian berjudul \"Mitos Injeksi Intramuskular Sudut 90 Derajat”.

Penelitian itu ditulis oleh DL Katsma dan R Katsma, yang diterbitkan di National Library of Medicine pada edisi Januari-Februari 2000. Intinya, persyaratan sudut 90 derajat untuk injeksi intramuskular itu tidak realistis.

Pasalnya, trigonometri menunjukkan, suntikan yang diberikan pada 72 derajat, hasilnya itu mencapai 95 persen dari kedalaman suntikan yang diberikan pada derajat 90.

Artinya, apa yang dilakukan Profesor Abdul Muthalib sudah benar. Tidak diragukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: