Pendaftar Haji Menurun Drastis

Pendaftar Haji Menurun Drastis

TASIKMALAYA – Pemerintah Arab Saudi sudah kembali membuka ruang untuk jemaah umrah dari berbagai negara termasuk Indonesia. Namun pemberangkatan dari Kota Tasikmalaya masih tergolong minim.

Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag Kota Tasikmalaya, H Wahyu menyebutkan mekanisme umrah di tengah pandemi saat ini ada perbedaan dengan waktu normal. Selain protokol kesehatan, jemaah harus mengantongi surat bebas Covid-19 melalui swab test serta ada masa karantina sebelum berangkat dan setelah kepulangan. “Otomatis biaya juga menjadi lebih besar dari biasanya,” ungkapnya kepada Radar.

Selain itu, ada batasan usia 18-60 tahun yang diperbolehkan untuk melaksanakan ibadah umrah. Mereka pun harus memberikan surat pernyataan tidak akan menuntut ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akibat wabah Covid-19. “Khususnya tidak menuntut ketika pulang umrah jadi positif Covid-19,” jelasnya.

Maka dari itu, banyak jamaah dan travel yang masih mengamati perkembangan situasi wabah dan regulasi. Sehingga pemberangkatan masih sangat minim untuk jemaah dari Tasikmalaya. “Baru ada satu travel yang berangkat, itu pun pesertanya 4 orang,” ujarnya.

Sampai kemarin baru ada satu travel yang melakukan pemberangkatan jemaah umrah ke Arab. Itu pun pesertanya hanya empat orang ditambah dengan pembimbing. “Masih sedikit, tapi bisa jadi ada yang ikut ke travel di luar Tasik,” ujarnya.

Selain itu, pandemi ini juga berpengaruh terhadap kestabilan ekonomi masyarakat. Sehingga masyarakat yang berniat umrah memilih untuk menundanya. “Tidak bisa dipungkiri saat ini ekonomi masyarakat melemah,” katanya.

Hal itu bisa dilihat dari pendaftar haji reguler yang menurun drastis di tahun 2020. Sebelum pandemi pendaftar bisa di atas 1.000 bahkan mencapai 2.000 calon jemaah dalam satu tahun. “Tahun kemarin tidak sampai 1.000 yang daftar,” terangnya.

Meskipun ada penurunan pendaftar, namun antrean haji reguler tetap panjang, sekitar 13 ribu calon jemaah. Pendaftar tahun ini baru bisa berangkat sekitar 23 tahun yang akan datang. “Kalau tahun ini kembali ditunda, berarti bisa makin lama waktu pemberangkatan,” ungkapnya.

Soal kepastian adanya pemberangkatan jamaah haji, pihaknya masih belum bisa memastikan. Pemerintah pusat masih melakukan komunikasi bilateral dengan Arab Saudi. “Belum bisa dipastikan, tapi kalau pendaftaran dan persiapan tetap berjalan seperti biasa,” terangnya. (rga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: