Cuaca Buruk, Petani Bawang Merugi
GEBANG – Anomali cuaca seperti sekarang ini berpengaruh buruk terhadap hasil panen para petani bawang Cirebon terutama di wilayah Gebang dan sekitarnya yang merupakan sentra pertanian bawang. Banyak tanaman bawang yang gagal panen akibat tak kuat menghadapi cuaca ekstrem. Ketua Asosiasi Petani Bawang Gebang, Tukijan menyatakan, pengaruh buruk tersebut berupa penurunan kuantitas dan kualitas hasil panen bawang sehingga berdampak pada rendahnya tonase bawang tiap hektarnya. “Kalau kondisi cuaca normal, tiap hektare bisa menghasilkan 20 hingga 25 ton. Tapi tahun ini paling tinggi hanya tembus pada kisaran 12 ton saja tiap hektarnya,” paparnya kepada Radar, kemarin. Dikatakan, penurunan ini diakibatkan curah hujan tahun ini yang cukup tinggi. Sementara tanamam bawang tidak cocok untuk lahan yang basah. “Karena tanahnya basah akar tanaman mudah busuk, sehingga banyak tanaman yang mati. Kalau pun ada yang bertahan, tanaman itu tidak sempurna, hasil bawang jadi kerdil dan tak bisa disimpan terlalu lama,” tambahnya. Disinggung apakah ada faktor lain selain cuaca yang mengakibatkan tanaman bawang tidak tumbuh maksimal, pihaknya mengaku belum ada faktor lain selain itu. “Untuk hama saya rasa tidak ada, yang dominan adalah cuaca yang tak menentu ini,” papar mantan kuwu Desa Gebang ini. Hal yang sama juga diungkapkan Kuwu Desa Gebang, Kasmud. Dengan terpuruknya pertanian bawang mempengaruhi pendapatan warga. “Mayoritas warga mengandalkan hasil tanaman bawang. Dengan menurunnya hasil tanaman bawang otomatis secara ekonomi memengaruhinya. Akhirnya banyak warga saya yang beralih profesi menjadi buruh nelayan untuk menutupi kebutuhan ekonomi mereka,” paparnya. Pihaknya berharap kondisi cuaca tak menentu ini segera berakhir dan apabila tahun depan kondisinya sama, pemerintah diminta untuk memberikan solusi terbaik. Pihaknya juga mengkritisi soal infrastrukur pertanian di wilayahnya, terutama jalan pertanian lintas kecamatan. Jalan tersebut sangat penting untuk sarana pengangkutan hasil pertanian. Apabila diperbaiki dan diperkeras distribusi hasil pertanian akan lancar dan bisa membantu petani. “Padahal tiap musrenbang kecamatan pihaknya selalu ajukan. Namun belum pernah ada realiasi,” pungkasnya. (jun)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: