Manfaatkan Arus Mudik Jadi Pedagang Dadakan

Manfaatkan Arus Mudik Jadi Pedagang Dadakan

MAJALENGKA – Musim arus mudik Lebaran 2013, dimanfaatkan sejumlah warga untuk penghasilan tambahan, dengan menjadi pedagang dadakan. Mereka menawarkan aneka dagangannya di sepanjang jalur tengah Majalengka, Jalan Cirebon-Bandung. Masduki (28) misalnya, warga Desa Rancaputat, Kecamatan Sumberjaya ini mengaku sengaja memanfaatkan momen arus mudik ini dengan cara menjadi pedagang. Dirinya berjualan minuman dingin yang dijajakan dan ditawarkan kepada para pemudik yang melintasi ruas jalan tersebut. Hanya bermodal minuman kemasan yang kemudian disimpan di ember yang sebelumnya didinginkan menggunakan es batu, ia jual kepada para pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi yang berhenti atau berjalan pelan. “Sudah tiga hari ini atau sejak Jumat (2/8) kemarin saya sudah menjadi pedagang dadakan di jalan. Alhamdulillah untuk menambah uang jajan anak dan istri Lebaran nanti,” kata dia saat ditemui tengah berjualan itu. Dirinya mengakui omzet yang didapat dalam satu hari bisa mencapai sekitar Rp150 ribu. Terkadang hingga malam pun dirinya bersama sejumlah warga lain masih berjualan. Tergantung pada kondisi kepadatan arus kendaraan yang melintas di lokasi tersebut. “Malam kemarin karena kondisi kendaraan padat merayap kami masih berjualan. Daripada diem aja di rumah. Ya saya mencoba berjualan lagi setelah salat Tarawih,” tambahnya. Berbeda dengan Masduki, warga lainnya Yati (42) menjajakan kerupuk khas home industri warga Desa Rancaputat. Kerupuk dengan warga merah dan putih yang hanya digoreng dengan menggunakan pasir tersebut ia jual bervariatif tergantung berat dalam satu karungnya. “Sekalian promosiin kerupuk khas Rancaputat sebagai salah satu oleh-oleh untuk para pemudik yang lewat. Apalagi ini momentum arus mudik sekalian menambah penghasilan uang saku kami sekeluarga,” terangnya. Yati mengaku biasanya dirinya hanya menjual kerupuk khas itu ke pasar tradisional Panjalin-Sumberjaya. Namun berbeda dengan kondisi pasca arus mudik kali ini sudah hampir dua tahun sejak arus mudik tahun lalu dirinya menjadi pedagang di pinggir jalan bersama sejumlah warga lain. Dalam satu karung berukuran sedang ia jual dengan seharga Rp12 ribu-Rp15 ribu dengan berat 1 kilogram tersebut. “Tergantung yang nawarnya mas. Biasanya saya tawarkan Rp15 ribu dulu. Alhamdulillah selama tiga hari ini sudah sekitar Rp400 ribu pendapatan dari hasil jualan ini,” tandasnya. Kondisi tersebut akan dimanfaatkan bagi sejumlah warga hingga arus balik mendatang. Itu tergantung dengan volume arus kendaraan macet maupun padat merayap. (ono)   Foto: Ono Cahyono/Radar Majalengka PEDAGANG DADAKAN. Sejumlah warga Desa Rancaputat sengaja memanfaatkan kondisi arus mudik yang macet dengan menjadi pedagang dadakan di samping jalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: