Invasi Kubilai Khan, dan Imigran China Awal yang Masuk Indonesia

Invasi Kubilai Khan, dan Imigran China Awal yang Masuk Indonesia

Ekspedisi Cheng Ho ke Kepulauan Melayu menemukan warga Tionghoa di Jawa dan Sumatera. Bahkan imigran awal China di Indonesia itu telah membentuk permukiman.

MA Huan, Fei Xin, dan Ging Zeng mencatat kehadiran permukiman Tionghoa dalam jumlah cukup besar mencakup beberapa Tionghoa muslim dari Zhangzhou, Fujian dan Guandong di Kepulauan Melayu.

Konsentrasi imigran dari Tiongkok ini berada di Jawa, Sumatera dan Palembang. Menurut Ma Huan dan Fei Xin, ada empat kota besar di Jawa yakni Tuban, Gresik, Majapahit dan Surabaya.

Di Ibu Kota Majapahit terdapat tiga pengelompokan sosial berdasarkan etnis. Di puncak tangga sosial dalah para saudagar Hui Hui Muslim keturunan Arab dari Barat.

Kedua adalah Tionghoa Tang. Mereka berasal dari Guangdong dan Zhangzhou, Fujian serta Quanzhou. Mereka melarikan diri dari tempat asalnya dan tinggal di sana.

Yang terbawah adalah penduduk pribumi dengan ekonomi buruk. Di Tuban saat itu, ada lebih seribu keluarga dan diperintah dua pemimpin.

Di Gresik ada sebuah kampung yang didirikan imigran asal Guangdong. Di situ tinggal sekitar 1.000 kepala keluarga. Mereka hidup makmur dan berkecukupan.

Sementara di Palembang banyak yang berasal dari Guangdong, Zhangzhou, dan Quanzhou, yang melarikan diri. Mereka adalah orang kaya dan makmur.

Pertanyaannya, mengapa mereka bermigrasi ke Nusantara? Analisis Dr Tan Ta Sen dalam Buku Cheng Ho: Penyebar Islam dari China ke Nusantara, mereka datang dalam waktu tidak bersamaan.

Kelompok perantauan pertama bermigrasi pada pertengahan abad 14. Semasa pemerintahan kaisar Hongwu (1368-1398). Kelompok ini adalah faksi Hui Hui.

Baca Juga:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: