Rp14,5 Triliun Biaya Pasien Covid-19

Rp14,5 Triliun Biaya Pasien Covid-19

JAKARTA-Pembiayaan perawatan Covid-19 selama kurang dari setahun sejak Maret 2020 hingga Desember 2020 mencapai Rp14,5 triliun. Angka ini hampir menyamai pembiayaan program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) untuk penyakit kanker selama enam tahun.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, klaim pembiayaan penyakit kanker yang dibayarkan oleh BPJS Kesehatan selama 2014 hingga 2019 mencapai Rp17,3 triliun.

“Pembiayaan JKN untuk penyakit kanker merupakan yang kedua terbesar setelah penyakit jantung. Pembiayaan penyakit jantung oleh JKN-KIS pada periode yang sama mencapai Rp49,7 triliun,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Cut Putri Ariane di Jakarta, Minggu (14/2).

Bahkan pembiayaan perawatan pasien Covid-19 yang dibayarkan pemerintah kepada rumah sakit pelayanan Covid-19 selama delapan bulan sebesar 65 persen dari pembiayaan total delapan penyakit dengan pembiayaan JKN-KIS terbesar pada tahun 2020.

BPJS Kesehatan mengeluarkan anggaran hingga Rp23,5 triliun pada tahun 2019 untuk membiayai penyakit dengan biaya besar. Yakni penyakit jantung, kanker, stroke, gagal ginjal, thalasemia, sirosis hepatitis, leukimia, dan hemofilia.

Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes, Abdul Kadir mengatakan, pemerintah telah membayarkan total Rp14,5 triliun untuk pembiayaan perawatan pasien Covid-19 pada lebih dari 1600 rumah sakit. Ini terhitung sejak Maret hingga Desember 2020.

“Pembiayaan perawatan pasien Covid-19 di Indonesia tidak menggunakan dana jaminan sosial kesehatan. Melainkan ditanggung negara,” tutur Kadir.

STRATEGI TANGANI COVID

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang juga Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Luhut Pandjaitan menegaskan, pemerintah menyusun empat strategi utama untuk memperkuat upaya penanganan Covid-19.

Ada tiga target utama yang ingin dicapai dalam penanganan Covid-19 saat ini. Yakni menurunkan penambahan kasus harian, menurunkan angka kematian dan meningkatkan kesembuhan.

“Kita harus tingkatkan kembali strategi dalam penanganan Covid-19, untuk menyempurnakan dan meningkatkan kedispilinan dari berbagai cara yang telah dilakukan,” ujar Luhut di Jakarta, Minggu (14/2).

Strategi pertama yakni mendorong perubahan perilaku masyarakat. Caranya dengan melakukan operasi perubahan perilaku serta kampanye protokol kesehatan secara sistematis di masyarakat.

Ini melibatkan berbagai kalangan, serta melakukan deteksi awal penyebaran Covid-19 dengan mendorong strategi pemeriksaan (testing) dan pelacakan (tracing) yang agresif dan tepat sasaran.

“Kita berharap penyebaran informasi dan kampanye dapat bergerak secara masif dengan melibatkan berbagai lembaga lain. Seperti Kemenag dengan mengajak pemuka agama, dan juga Kemendikbud,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: