Ternyata Ada Dampak Lain PJJ, Tidak Hanya Putus Sekolah, Anak Sekolah Juga Ngebet Kawin
JAKARTA – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mnyebut, potensi angka putus sekolah dan pernikahan anak usia pelajar meningkat semenjak diberlakukannya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di masa pandemi covid-19.
Komisioner Bidang Pendidikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti mengatakan, potensi putus sekolah bukan hanya dipengaruhi kondisi ekonomi keluarga. Melainkan juga, para pelajar tidak memiliki alat daring atau gawai guna mendukung PJJ.
“Kalau pun memiliki gawai, para pelajar tidak memiliki kemampuan membeli kuota internet. Dan akhirnya, ada yang memutuskan bekerja dan menikah,” kata Retno di Jakarta, Rabu (17/2/2021).
Selama pandemi Covid-19, KPAI menerima sejumlah aduan terkait pembayaran sumbangan pembinaan pendidikan. Pengaduan meliputi jenjang PAUD hingga SMA/SMK, baik negeri maupun swasta. Namun, yang terbanyak adalah sekolah swasta
“Pengaduan yang diterima KPAI terkait dengan sumbangan pembinaan pendidikan mulai dari permintaan pengurangan karena kebijakan belajar dari rumah hingga tunggakan pembayaran antara tiga bulan hingga 10 bulan,” tuturnya.
Menurut Retno, anak putus sekolah saat pandemi juga dipicu terjadi karena dikawinkan atau memilih bekerja membantu perekonomian keluarga. Sebab, dalam kondisi sekarang ini sebagian keluarga kehilangan pekerjaan, sehingga anak memilih bekerja atau dikawinkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: