BBWS Cimancis Catat Terdapat 246 Titik Kritis di Sungai Per Oktober 2020
CIREBON - Terdapat 245 titik kritis di sungai yang masuk wilayah wewenang Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung (BBWS Cimancis).
Pihak BBWS Cimancis terus melakukan penghitungan titik kritis ini guna penanganan agar tidak terjadi masalah.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Balai Besar Cimanuk-Cisanggarung Ismail Widadi ditemui radarcirebon.com usai menggelar silaturahmi dengan Jurnalis Cirebon di Kantor BBWS Cimancis Jl Pemuda, Kota Cirebon, Kamis (18/2).
\"Kami mencatat terdapat 245 titik kritis di sungai yang masuk ke dalam wilayah wewenang BBWS Cimancis per Oktober 2020. Dalam perkembangannya ada yang bertambah dan ada juga yang berkurang, kita masih terus hitung lagi,\" ujarnya.
Dijelaskan Ismail, BBWS Cimancis melakukan penambalan di tanggul yang rusak dan normalisasi sungai.
\"Curah hujan yang tinggi atau kadang ada aktivitas manusia yang membuat kerusakan seperti buang sampah sembarang ke sungai menjadi bertambah,\" jelasnya.
Terkait bendungan, Ismail menyebutkan, BBWS Cimancis akan merevitalisasi sejumlah bendungan kuno yang tersebar di wilayah kewenangan BBWS Cimancis.
\"Bendungan kuno itu sudah dibangun sejak sebelum Indonesia merdeka oleh Belanda. Di wilayah kerja kami (BBWS Cimancis) ada enam bendungan kuno yakni di antaranya bendungan Malahayu di Brebes, bendungan Setupatok dan bendungan Sedong di Kabupaten Cirebon, juga bendungan Darma di Kuningan. Sebetulnya pemeliharaan bendungan kuno ini cukup berat tapi kita terus melakukan pemeliharaan antara lain dengan perbaikan titik-titik bocor,\" sebutnya.
Ismail mengungkapkan, bendungan Kuningan dan Bendungan Cipanas di Indramayu akan segera dioperasikan.
\"Kedua bendungan ini akan sangat bermanfaat untuk pengelolaan air agar tidak terjadi banjir dan bisa mengurangi dampak banjir yamg disebabkan oleh sungai Cisanggarung. Bendungan Kuningan bisa mengurangi hingga 213 kubik air per detik dan akan beroperasi di tahun ini. Sedangkan bendungan Cipanas bisa mengurangi 580 meter kubik air per detik dan akan beroperasi pada akhir 2022 mendatang,\" ungkap dia.
Untuk melakukan identifikasi seluruh titik kerusakan, masih kata Ismail, BBWS Cimancis menerjunkan 504 petugas di lapangan.
\"Ratusan petugas kami hampir tiap hari di lapangan. Tugas mereka melakukan identifikasi titik-titik kritis di seluruh wilayah kerja kita, kemudian langsung melakukan pelaporan,\" katanya.
Tak hanya menerjunkan petugas, lanjut Ismail, masyarakat yang dimotori kuwu setempat juga diharapkan ikut andil dalam identifikasi titik kerusakan.
\"Kita ada program Siaga 500, yaitu masyarakat diminta untuk memantau infrastruktur apa yang rusak atau rawan sejauh 500 meter dari tempat tinggalnya. Kita juga melibatkan masyarakat karena jumlah petugas yang kita terjunkan ke lapangan masih terbilang sedikit,\" pungkasnya. (rdh)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: