Densus Tangkap Pencari, Dana Bom Myanmar

Densus Tangkap Pencari, Dana Bom Myanmar

JAKARTA - Detasemen Khusus 88 Antiteror Jumat (9/8) malam menangkap dua orang yang disebut-sebut sebagai anggota kelompok yang berencana meledakkan Kedutaan Besar Myanmar di Jogjakarta. Kabar penangkapan sudah beredar di kalangan wartawan sejak Sabtu pagi, namun baru Minggu (10/8) subuh dikonfirmasi Mabes Polri. \"Benar, kita melakukan penangkapan dua orang yang salah satunya masuk DPO (daftar pencarian orang, red) pada Jumat sekitar pukul 22.45 di Hotel Inna Garuda, Jogjakarta\" ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Ronny F. Sompie dalam pesan singkat yang diterima wartawan Minggu sekitar pukul 02.00. Ronny mengatakan, kedua orang yang ditangkap di Hotel Inna Garuda, Jogjakarta, adalah Muhammad Syaiful Sa’bani alias Ipul alias Sayev (22) dan iparnya Bayu Dwi Ardianto (21). Ipul adalah anggota halakah Rohadi dan Sigit Indrajit yang berencana meledakkan Kedubes Myanmar di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta, pada Mei lalu. Rencana itu tercium Densus 88 dan sejumlah anggota kelompok, di antaranya Ovie dan Imam, telah ditahan. Densus juga telah menangkap satu orang anggota kelompok yang bersama-sama Ipul membuat bahan peledak yang rencananya akan diledakkan ke Kedubes Myanmar, yakni Sepriano alias Mambo. Ipul adalah warga Bumirejo, Kebumen, Jawa Tengah. Sedangkan Bayu adalah adik ipar Ipul yang ditangkap karena berboncengan dengan Ipul hendak masuk ke hotel di kawasan Malioboro tersebut. Bayu selama ini tinggal bersama istri Ipul yang tengah melahirkan di rumah orang tuanya di Seyegan, Sleman, Jogjakarta. Sesuai standar operasi, kata Ronny, orang yang bersama-sama dengan DPO juga patut dicurigai keterlibatannya. Karena itu, berdasarkan kewenangan yang dimilikinya, Densus berhak memeriksa Bayu selama satu pekan. Bila memang tidak ada kaitannya dengan jaringan, Bayu akan dilepaskan. \"Karena berada bersama-sama dengan tersangka, Bayu juga dicurigai dan akan kita mintai keterangan selama 7x24 jam,\" terang mantan Direktur Reserse Kriminal (Direskrim) Polda Sumatera Utara ini. Ipul selama ini sudah diincar Densus karena warga Kebumen itu pernah mengikuti pelatihan militer (I’dad) di Gunung Salak pada awal 2013. \"Menurut keterangan para tersangka yang sudah ditahan, Ipul juga menjadi pencari dana untuk halakah yg dipimpin tersangka teroris Rohadi,\" ungkap mantan kapolres Sidoarjo dan kapolres Gresik ini. Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri, Komisaris Besar (Pol) Agus Rianto membantah pihaknya asal tangkap terduga teroris. Menurut dia, semua orang yang ada kaitannya dengan para terduga teroris wajib didalami keterlibatannya dalam jaringan teroris. \"Jadi kita tidak salah tangkap,\" bantahnya. Selain terkait dengan rencana pengeboman Kedubes Myanmar yang berhasil digagalkan, Agus mengakui Densus 88 juga akan meminta keterangan tentang peristiwa peledakan bom berdaya ledak rendah di Wihara Ekayana, Tanjung Duren, Jakarta Barat. Kedua peristiwa tersebut diduga terkait karena kedua peristiwa tersebut diduga terkait protes pada pemerintah Myanmar yang mengusir dan membantai minoritas muslim Rohingnya. Istri Tak Pernah Curiga Penangkapan terduga teroris Muhammad Syaiful Sa’bani alias Ipul membuat keluarganya yang tinggal di Dusun Barak 1, Margoluwih, Seyegan, Sleman, kaget. Bahkan, istri Ipul, yakni Endah Ardiningsih, menegaskan tidak pernah mengetahui sang suami terkait dengan kegiatan terorisme. ”Kami tidak tahu,” kata Endah saat ditemui di rumahnya kemarin (11/8). Dia berkali-kali menyatakan tidak mengetahui suaminya terlibat jaringan teroris. Meski demikian, dia sudah mendengar informasi yang menyebutkan suaminya ditangkap Densus 88 di kawasan Malioboro, Jogja, pada Jumat malam (9/8). Selain Ipul, Densus 88 menangkap Bayu Dwi Ardianto. Bayu merupakan ipar Ipul. Mereka ditangkap di sekitar kompleks Hotel Inna Garuda, Jogjakarta. Endah juga menuturkan tidak pernah curiga dengan aktivitas suaminya. Sejak kenal hingga menikah, dia mengetahui suaminya berprofesi wiraswasta. Memang, ujar Endah, lantaran pekerjaannya tersebut, sang suami jarang berada di rumah. Meski demikian, mereka tetap berkomunikasi melalui sambungan telepon. Endah juga memberikan keterangan mengenai Bayu. Menurut dia, Bayu adalah adik kandungnya. Tapi, dia yakin adiknya tersebut tidak mengetahui apa pun aktivitas suaminya. Sebab, sepengetahuan Endah, adiknya hanya mengantar suaminya. “Cuma mengantar,” jelasnya. Ipul dan Bayu diduga terkait dengan kelompok Bekasi yang merupakan bagian jaringan Ovie dan Mambo. Jaringan itu diduga berniat mengebom Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta. Sebelumnya Kabidhumas Polda DIJ AKBP Anny Pujiastuti membenarkan adanya penangkapan terduga teroris tersebut. “Penangkapan itu langsung oleh Mabes Polri,” jelasnya. (dod/eri/yog/amd/jpnn/c10/agm)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: