Tim Surfing Indonesia Berburu Tiket ke Olimpiade Tokyo
JAKARTA - Tim surfing Indonesia masih berpeluang untuk bisa meloloskan atletnya ke Olimpiade Tokyo. Para peselancar bersiap mengikuti kualifikasi tahap akhir yang akan digelar di El Salvador, pada 29 Mei sampai 6 Juni 2021.
\"Masih ada lima slot yang diperebutkan pada kualifikasi terakhir itu. Makanya akan kami maksimalkan meski prosesnya bakal tidak mudah,\" kata Ketua Umum Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI), Arya Sena Subyanto di Jakarta, Kamis (25/2).
Menghadapi turnamen tersebut, PSOI akan menurunkan enam peselancar terbaiknya. Dari putra ada Rio Waida, I Ketut Agus Aditya Putra dan Hairil Anwar. Sementara untuk putri diwakili oleh Tania Angel, Kailani Kusuma dan Dhea Natasya.
Dari keenam peselancar itu, nama Rio Waida yang menjadi unggulan. Surfer muda asal Bali itu memiliki peringkat yang lebih baik dibanding rekan-rekannya. Peluangnya untuk tampil di Olimpiade Tokyo terbilang masih cukup lebar.
\"Menurut peringkat, peluang paling besar ada pada Rio Waida. Tapi kita lihat dan doakan yang terbaik untuk semua atlet di El Salvador nanti,\" ungkap Ketua Harian PSOI yang juga merangkap manajer tim nasional surfing, Egy Adhitya Hilman.
Karir Rio Waida memang terbilang cukup mengesankan. Ketika masih berusia 19 tahun, dirinya pernah mengalahkan juara dunia dua kali, Gabriel Medina. Momen tersebut terjadi pada ajang World Surf League 2019 di Pantai Keramas, Bali.
Sekarang ini Rio dan kawan-kawan masih melakukan latihan rutin di Bali. \"Untuk latihan mereka tidak ada masalah. Semua atlet ada di Bali. Mereka kan atlet profesional. Jadi terus berlatih,\" tegas Arya.
Rencananya para surfer akan berangkat El Salvador pada tanggal 16 Mei. Proses keberangkatan ke negara Amerika Tengah itu tidak mudah. Hal ini dikarenakan belum adanya kedutaan besar El Salvador di Indonesia. Sehingga ada kendala dalam pengurusan visa.
\"Kami juga sudah komunikasi dengan Kedutaan El Salvador di Thailand. Tapi kan bukan wewenang dari mereka. Makanya hingga saat ini kami terus berkomunikasi dengan yang berwenang di Indonesia,\" ungkap Arya.
Untuk Olimpiade Tokyo, sebetulnya para surfer Indonesia tidak diberikan target khusus. Karena PSOI masih seumur jagung. Organisasi yang mewadahi para surfer itu baru terbentuk dan disahkan oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
\"Dulu memang sempat stagnan. Tapi sekarang mulai kembali. Apalagi Indonesia merupakan tujuan peselancar dunia. Kita punya ombak yang bagus mulai dari timur hingga Sumatera,\" cerita Arya.
Kehadiran PSOI mendapat atensi baik dari Ketua Umum KONI Pusat, Marciano Norman. Menurutnya surfing di Indonesia bisa berkembang dengan baik menjadi olahraga yang juga memajukan pariwisata. Sehingga bisa menggerakkan roda ekonomi daerah.
\"Harapannya, pada Olimpiade 2023, ada medali emas selain dari bulu tangkis. Bisa angkat besi, penahan, bela diri maupun surfing,\" tutup pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Badan Intelejen Nasional tersebut. (vyt/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: