Bukan Kudeta

Bukan Kudeta

LAJU kenaikan harga saham Tesla akhirnya terhenti. Tahun lalu saham Tesla naik gila-gilaan: lebih dari 100 persen. Itu membuat pemilik Tesla Elon Musk tiba-tiba jadi orang terkaya No. 1 di dunia.

Minggu lalu roda saham berputar cepat. Gelar terkaya nomor 1 itu turun ke nomor 2. Bahkan gelar nomor 2 itu pun hanya sebentar saja. Minggu lalu turun lagi ke nomor 3 atau nomor 5.

Yang mengerem laju kenaikan saham Tesla itu ternyata pemain lama otomotif: Ford. Tidak disangka, Ford fleksibel dalam memutuskan untuk masuk ke mobil listrik. Tesla menjadi tidak sendirian lagi di pasar mobil listrik Amerika. Apalagi Ford masuk ke mobil listrik dengan strategi yang amat jitu.

Semua ahli marketing akan menilai cara Ford masuk mobil listrik ini sangat pintar. Yakni manfaatkan brand legendaris di keluarga besar Ford: Mustang. Merek Mustang bukan saja sukses di masa lalu —tersukses kedua setelah Model T— tapi juga berhasil sangat melekat di hati orang Amerika.

Sampai-sampai penggemar Mustang membuat persatuan yang sangat eksis. Mustang telah diidentikkan dengan kemachoan. Seseorang yang mengendarai Mustang dianggap lebih laki-laki. Kini Ford memproduksi mobil listrik dengan nama Mustang Mach E. Langsung laris. Merebut pasar Tesla di Amerika. Orang pun melihat Mustang menjadi pesaing Tesla head-to-head.

Nama Mustang diambil dari nama kuda yang dibiarkan hidup liar. Kuda jenis mustang ini sekarang dilindungi. Hidupnya hanya di bagian barat Amerika. Tahun 1930 masih ada sekitar 160.000 mustang yang hidup secara liar. Jumlah itu turun terus sampai tinggal 25.000 di tahun 1960-an. Setelah dilindungi, tahun lalu jumlah mustang menjadi sekitar 60.000 ekor.

Dua tahun lalu, ketika ke Nevada Utara, saya melihat banyak mustang hidup liar di sana. Setidaknya ada 20 mustang berlarian berkelompok. Kuda jenis mustang ini memang kelihatan lebih kecil dari kuda milik para cowboy. Tapi juga kelihatan lebih liar.

Itulah pertama kali saya melihat gerombolan mustang. Yakni ketika saya dalam perjalanan dari kota Reno ke pabrik baterai Tesla yang jauh di luar kota. Pabrik itu luasnya 1 juta hektare. Yakni di tengah-tengah padang Nevada bagian utara.

Mustang-nya Ford kini siap berpacu dengan Tesla. Kelas Mustang Mach E mirip dengan Tesla model S. Dengan harga USD 45.000 sampai USD 60.000. Lebih murah dari Tesla.

Tentu bukan hanya Mustang yang menyebabkan harga saham Tesla merosot sampai 16 persen minggu lalu. Bahkan kalau dibanding puncaknya telah turun 35 persen. Kekayaan Elon Musk pun turun drastis. Turunnya saja sekitar Rp400 triliun hanya dalam empat hari. Dengan penurunan itu, kekayaan Elon Musk kini \'\'tinggal\'\' sekitar Rp300 triliun.

Tapi Elon Musk mencoba tenang-tenang saja. Harga saham Tesla memang terlalu tinggi —dibanding nilai riil Tesla sebagai perusahaan. Itu karena Tesla seperti raja tanpa calon penantang. Ternyata penantang itu datang begitu cepat.

Bulan Februari 2021 adalah bulan valentine bagi Ford. Satu bulan itu saja —bulan kedua Mustang Mach E mulai dijual— bisa laku 3.730 buah. Kerinduan akan kehebatan mobil Mustang ternyata terobati dengan edisi Mustang mobil listrik ini.

Elon Musk sendiri seperti tidak ingin terlihat panik. Ia seperti menunjukkan sikap bersahabat terhadap Ford. Ia seperti ingin mengatakan \'\'justru sekarang Tesla punya teman bermain\'\'. Lihatlah bunyi tweet Elon Musk pekan lalu: Hanya Tesla dan Ford yang belum pernah bangkrut di antara 1000-an pabrik mobil baru dalam sejarah Amerika. Membuat prototype adalah mudah. Memproduksi mobil adalah sulit. Dan menjadikan cash flow positif itu sangat mengerikan.

Tesla seperti ingin memuji Ford yang mempunyai sejarah begitu panjang. Padahal, di balik itu, Tesla ingin mengesankan: biar pun muda Tesla sudah sejajar dengan Ford. Reaksi dari Ford lebih mengejutkan lagi. CEO baru Ford Jim Farley, hanya membalas tweet Elon Musk itu dengan satu kata saja. Tapi justru reaksi CEO Ford itu yang jadi topik nasional di Amerika.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: