Uji Klinis Sinovac dan Sinopharm Harus Transparan

Uji Klinis Sinovac dan Sinopharm Harus Transparan

TIONGKOK- Meski vaksin asal Tiongkok seperti Sinovac dan Sinopharm sudah digunakan setelah izin penggunaan darurat masing-masing negara terbit, namun data uji klinis dari masing-masing produsen farmasi dinilai belum transparan. Baik Sinovac, Sinopharm, dan CanSino Biologics juga belum merilis hasil rinci dari uji coba fase 3 vaksin mereka, meski telah disetujui untuk digunakan di Tiongkok dan negara lain.

Mantan kepala regulator makanan dan obat Tiongkok (BPOM), Bi Jingquan, mendesak pembuat vaksin virus Korona di Tiongkok untuk memberikan rincian lebih lanjut tentang data uji klinis. Bi Jingquan mengatakan perusahaan farmasi harus merilis informasi terkait khasiat untuk membangun kepercayaan publik.

“Perusahaan sendiri harus tahu bahwa dengan data, semakin transparan, semakin baik,” kata Bi yang menjabat Direktur Badan Pengawas Obat dan Makanan Tiongkok antara 2015 hingga 2018.

“Publikasikan semua data, itu bagus untuk memperkuat kepercayaan semua orang,” lanjutnya. Sejumlah vaksin yang dikembangkan di dalam negeri, termasuk suntikan oleh Sinovac Biotech dan Sinopharm, telah diberikan persetujuan yang memenuhi syarat untuk penggunaan publik di Tiongkok dan negara lain, tetapi kurangnya data dan transparansi yang tersedia untuk umum telah menimbulkan kekhawatiran-kekhawatiran tentang keefektifannya.

Sinovac mempublikasikan hasil fase 1 dan 2 gabungan untuk vaksin CoronaVac di jurnal medis The Lancet pada November, tetapi sejauh ini perusahaan belum merilis data kemanjuran untuk uji coba fase 3 melalui jurnal peer-review. Sebaliknya, pemerintah di setiap negara tempat uji coba berlangsung telah merilis data mereka sendiri. “Vaksin Tiongkok tidak buruk. Pusat Evaluasi Obat pada waktunya akan merilis laporan evaluasinya kepada public,” kata Bi.

Institut Butantan di Brasil, salah satu lokasi uji fase 3 CoronaVac, mengatakan pada bulan Desember bahwa Sinovac telah meminta pihaknya untuk menahan hasil penuh dari kemanjuran vaksin. Pada Januari, institut itu mengatakan vaksin itu 78 persen efektif, kemudian menambahkan bahwa angka tersebut hanya diterapkan pada pasien dengan gejala dan yang membutuhkan perawatan. Ketika peserta percobaan yang tidak membutuhkan pengobatan diperhitungkan, tingkat kemanjurannya adalah 50,4 persen. Di Indonesia, Sinovac manjur 65,3 persen. (jp)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: