LBME: Percepat Program Vaksin sebelum Virus Bermutasi
KEPALA Lembaga Biologi Molekular Eijkman, Amin Soebandrio menegaskan program vaksinasi COVID-19 perlu dipercepat sebelum virus SARS-Cov2 tersebut bermutasi semakin banyak. “Sebelum virus ini berubah bentuk, sistem kekebalan tubuh kita harus dibentuk,” kata Amin dalam diskusi secara daring di Jakarta, Jumat (12/3).
Dia mengatakan terkait munculnya mutasi virus Corona, ada rekomendasi agar sedapat mungkin vaksinasi diselesaikan lebih cepat sebelum virusnya bermutasi. “Kita mendorong mereka yang sudah punya kesempatan divaksinasi jangan ditunda, jangan ditolak. Maka vaksinasi lah,” imbuhnya.
Vaksinasi, lanjutnya, tidak serta merta menghentikan pandemi. Selain itu, bukan berarti setelah divaksin tubuh akan kebal terhadap virus. Munculnya varian baru dari COVID-19 menjadi dorongan agar tetap harus menerapkan protokol kesehatan.
“Ada kemungkinan sudah divaksin masih tetap terkena COVID-19, bisa jadi varian baru. Yang harus kita lakukan untuk mencegah ini, apapun variannya perlakuannya sama. Protokol kesehatan harus diterapkan,” tegasnya.
Seperti diketahui, pada 2 Maret 2021, Kementerian Kesehatan mengumumkan ditemukannya varian baru SARS-Cov-2 di Indonesia yang sebelumnya ditemukan di Inggris. Mutasi iini terbukti memiliki laju penularan lebih cepat hingga 74 persen.
Hingga saat ini enam kasus varian baru B117 asal Inggris telah ditemukan di Indonesia. Selain B117, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan dua varian baru virus SARS-Cov2 yang perlu dipantau, yaitu B1351 yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan dan B1128 dari Brazil.(rh/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: