LBM: Perhatikan Prioritas Penerima Vaksin
JAKARTA - Direktur Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio mengatakan faktor mobilitas atau pergerakan penduduk perlu menjadi pertimbangan dalam menentukan skala prioritas vaksinasi Covid-19.
\"Populasi usia produktif dan usia lanjut, dua-duanya penting. Warga lansia, kalau terserang penyakit, ketahanan tubuh dan penyakit bawaannya tinggi bisa terpapar,\" kata Amin dalam diskusi online di Jakarta, Rabu (17/3).
Sementara kelompok usia produktif di bawah 59 tahun merupakan masyarakat yang memiliki tingkat mobilitas dengan risiko terpapar Covid-19 yang sangat tinggi. \"Bedanya, yang satu lansia berisiko tinggi. Yang satu lagi usia produktif sudah pasti terpapar,\" imbuhnya.
Bila kelompok usia produktif tidak dilindungi, maka peran mereka sebagai agen penularan bisa terjadi. \"Mereka bisa membawa penyakit ke rumah. Yang tidak memiliki kekebalan bisa terpapar,\" tukasnya.
Bila menyikapi ketersediaan vaksin yang masih terbatas, maka diperlukan skala prioritas penerima vaksin. Tujuannya agar target kekebalan komunal bisa terwujud secara optimal.
\"Kalau kita bisa lindungi populasi berisiko tinggi, bagaimana caranya agar mereka tidak membawa virus ke rumah. Karena mereka tidak sakit, dibandingkan mereka yang ketularan,\" ucap Amin.
Alasan mendahulukan usia produktif, supaya mereka bisa melindungi kelompok rentan. \"Mereka lansia memiliki risiko terpapar yang kecil, daripada orang yang bergerak ke luar,\" pungkasnya. (rh/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: