Militer Myanmar Bebaskan Ratusan Demonstran

Militer Myanmar Bebaskan Ratusan Demonstran

YANGON – Sekitar 300 tahanan yang ditangkap karena memprotes kudeta militer di Myanmar, telah dibebaskan pada Jumat (26/3). Enam bus penuh tahanan bergerak keluar dari penjara Insein di Yangon, kata seorang saksi mata dan media ElevenMyanmar. Menurut dia, tahanan yang bebas berjumlah sekitar 300 orang.

Belum ada pernyataan dari junta militer Myanmar soal berapa banyak tahanan yang dibebaskan. Kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik mengatakan sedikitnya sudah 2.900 orang yang ditangkap dalam tindakan keras militer selama rangkaian protes terhadap kudeta 1 Februari. Asosiasi itu juga menyebutkan bahwa sekitar 1.000 tahanan juga sudah dibebaskan, termasuk sekitar 630 orang pada Rabu (24/3).

Untuk diketahui, gelombang protes terhadap junta militer Myanmar makin besar setelah seorang anak perempuan berusia 7 tahun tewas tertembus peluru tentara di Mandalay baru-baru ini. Aktivis Myanmar pada Rabu (24/3), telah mengumumkan bakal menggelar lebih banyak aksi sebagai respons atas pembunuhan keji tersebut. Mereka berencana menginisiasi aksi mogok diam-diam dengan membujuk tempat-tempat usaha untuk tutup dan menyerukan orang-orang tetap tinggal di rumah.

Para pengunjuk rasa pro demokrasi juga mengadakan lebih banyak upacara lilin malam termasuk di distrik ibu kota komersial Yangon dan di Thahton di Negara Bagian Mon. Pada Selasa (23/3), seorang gadis berusia tujuh tahun di Mandalay meninggal dunia karena luka peluru. Anak malang itu adalah korban termuda operasi penumpasan terhadap masyarakat sipil penentang kudeta 1 Februari.

Keluarga korban mengungkapkan, tentara sebenarnya berniat menembak ayah sang gadis. Namun, tembakan meleset itu justru mengenai korban yang sedang duduk di pangkuan kakaknya. Keterangan saksi menyebutkan bahwa dua pria juga tewas di distrik itu

Pihak militer tidak segera mengomentari insiden tersebut. Junta menghadapi kecaman internasional karena melakukan kudeta yang menghentikan transisi lambat Myanmar menuju demokrasi dan karena penindasan mematikan terhadap protes. (ant/dil/jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: