Game Online, Permainan Sulit Bedakan Dunia Nyata dan Khayalan

Game Online,  Permainan Sulit Bedakan Dunia Nyata dan Khayalan

GAME online tidak hanya digemari orang dewasa. Tapi juga bocil atau bocah kecil, yang hingga lupa waktu itu. Psikolog menilai kecanduan game online bisa berdampak sangat berbahaya. Anak bisa berprilaku tidak realistis. Hingga sulit membedakan dunia nyata dan khayalan.

Psikolog Rini S Minarso SE SPsi MPsi menjelaskan, kunci dari penggunaan gadget (gawai/handphone/smatphone) adalah pengendalian. Begitu juga bermain game online atau menggunakan telepon pintar. Jangan berlebih. Manfaatkan sebaik mungkin. Pengawasan dan peran serta orang tua dibutuhkan. Apalagi sekarang atau selama masa pandemi ada pembelajaran jarak jauh. Di mana, itu membutuhkan gadget.

Menurut Rini, jangan sampai ketika selesai digunakan untuk keperluan sekolah, kemudian anak bermain game. Mengatur waktu menjadi penting. Karena selain berdampak pada kesehatan mental, berlama-lama bermain HP akan berpengaruh terhadap kesehatan mata. Kecerahan layar ketika di dalam rumah dirasa juga perlu diperhatikan.

Meski begitu, tak semua anak bermain game itu akan berdampak negatif. Ada juga dampak positif jika masih dalam batasan atau pengawasan. Misalnya, anak cenderung menjadi lebih detail dalam melihat objek. Belajar berhitung dan memahami angka-angka. Bermain game bisa melatih anak untuk belajar mengatasi masalah. Lalu mengasah konsentrasi, memahami masalah dan belajar untuk tanggap dalam menghadapi situasi baru.

“Tetap yang harus diperhatikan adalah waktu dan intensitas. Jangan berlebihan. Kalau berlebihan pasti ada dampak negatifnya,” tuturnya.

Misalnya dampak negatif yang bisa terjadi, anak menjadi cenderung apatis. Kurang suka bergaul dan berinteraksi sosial di dunia nyata. Anak lebih asyik sendiri dengan gadget. Kemampuan emosi dan sosialnya menjadi tumpul. Sehingga mudah depresif, marah dan kecewa.

Rini menambahkan, anak juga biasanya mengabaikan hal rutin yang baik untuknya. Seperti mengabaikan sekolah atau pekerjaan. Mengabaikan makan, mandi, dan sebagainya. Hal ini terjadi karena pikiran dan hatinya hanya tertuju untuk target penyelesaian permainan. Bahkan jika menjadi kecanduan, anak bisa saja menjadi sulit membedakan dunia nyata dan khayalan.

Beberapa kasus tidak diharapkan juga bisa sangat mungkin terjadi. Anak bisa berprilaku tidak realistis dan cenderung berbahaya. Seperti mencuri agar bisa mendapatkan uang dan melanjutkan game yang dimainkan. Bila sudah sulit membedakan yang riil, anak sebaiknya dikonsulkan kepada professional. Seperti psikolog atau psikiater untuk diperiksa.

Rini menyarankan orang tua selalu mendampingi anak saat bermain game. Serta memberikan penjelasan atau deskripsi yang jelas tentang game yang dipilih anak. Berikan batasan waktu dan kontrol game yang boleh dimainkan dan tidak. (ade)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: