Di Laut China Selatan, Kewalahan Filipina Gandeng AS Tangani China

Di Laut China Selatan, Kewalahan Filipina Gandeng AS Tangani China

KEHADIRAN China di Laut China Selatan membuat Filipina kewalahan. Guna mencari solusi, akhirnya Amerika Serikat digandeng kembali Filipina. Gedung Putih mengatakan, penasihat keamanan nasional untuk kedua negara melakukan penggilan telepon pada Rabu (31/3) guna membahas aktivitas China.

Dalam beberapa waktu terakhir, ratusan kapal China berada di dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) Filipina. Mereka berkumpul di sekitar terumbu karang Whitsun Reef di Laut China Selatan.

Filipina yakin kapal-kapal ikan China itu diawaki oleh milisi maritim dan mengancam keamanan nasional. Tetapi China membantahnya dan mengatakan kapal-kapal itu hanya berlindung dari cuaca buruk dan tidak ada milisi.

Dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan dan Penasihat Keamanan Nasional Filipina Hermogenes Esperon sepakat bahwa kedua negara akan terus berkoordinasi erat dalam menanggapi tantangan di Laut Cina Selatan.

\"Sullivan menggarisbawahi bahwa Amerika Serikat mendukung sekutu Filipina kami dalam menegakkan tatanan maritim internasional berbasis aturan, dan menegaskan kembali penerapan Perjanjian Pertahanan Bersama AS-Filipina di Laut China Selatan,\" jelas Gedung Putih.

Kehadiran ratusan kapal China di Laut China Selatan juga memancing keprihatinan dari Kanada, Australia, Jepang, dan berbagai negara lainnya.

Laut China Selatan merupakan salah satu rute perdagangan terpenting, dilalui setidaknya 3,4 triliun dolar AS setiap tahun.

Wilayah yang penuh dengan sumber daya alam itu diklaim oleh Filipina, Malaysia, Brunei, China, Vietnam, dan Taiwan.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: