Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online

Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online

DUNIA tergoncang dengan adanya virus yang mewabah, yang merambah seluruh aspek kehidupan. Manusia sebagai makhluk sosial yang selalu berkumpul dan selalu berinteraksi dengan sesama, kini harus dipaksakan untuk menutup diri bahkan mengasingkan diri dari lingkungan masyarakat, tetangga, pertemanan bahkan lingkungan pengabdiannya hanya karena virus yang menyerang.

Virus yang awalnya menyebar di China ini, kemudian menyebar ke hampir seluruh dunia, termasuk indonesia. Sejak adanya virus ini, yakni virus corona atau covid 19 membuat sektor pendidikan pun turut merasakan dampaknya.
Terlebih ketika Kemdikbud mengeluarkan aturan Tentang Pencegahan Corona Virus Disease (COVID-l9) Pada Satuan Pendidikan yang menyatakan bahwa meliburkan sekolah dan perguruan tinggi (Kemdikbud RI, 2020).

Proses pembelajarannya pun dirasa sangat memprihatinkan. Pembelajaran tidak lagi dapat dilakukan dalam bentuk tatap muka.
Pemerintah terus melakukan upaya agar proses pembelajaran di lembaga pendidikan tetap berjalan sebagaimana mestinya dengan tetap menerapkan aturan yang berlaku. Langkah yang diambil pemerintah untuk Pencegahan Corona Virus Disease (COVID-l9) dalam sektor pendidikan adalah dengan menerapkan proses pembelajaran yang dilakukan secara jarak jauh yang dikenal sebagai daring (dalam jaringan).

Siswa di rumah dan pengajar dalam hal ini guru tetap melakukan tugasnya dengan mengajar dari rumah. Proses pembelajaran secara daring ini memaksakan orangtua untuk mendukung proses pembelajaran anak dengan harus menyedikan jaringan wi-fi atau pulsa data untuk menjamin bahwa anaknya dapat memperoleh pendidikan walaupun dari rumah.

Sekolah-sekolah ditutup, ujian nasional ditiadakan, para pegawai bergiliran ke kantor dan tenaga fungsional melakukan tugasnya dirumah, yang lebih dikenal dengan Work From Home (WFH).
Bentuk perkembangan teknologi informasi yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran adalah menggunakan e-learning (pembelajaran online) (Hartanto, 2016). Pembelajaran online diartikan sebagai suatu jaringan komputer yang saling terkoneksi dengan jaringan komputer lainnya ke seluruh penjuru dunia (Kitao, 1998 dalam (Riyana & Pd, n.d.).

Aplikasi e-learning ini dapat memfasilitasi aktivitas pelatihan dan pembelajaran serta proses belajar mengajar secara formal maupun informal, selain juga memfasilitasi kegiatan dan komunitas pengguna media elektronik, seperti internet, intranet, CD-ROM, Video, DVD, televisi, HP, PDA, dan lain sebagainya (Darmawan, 2012).

Dalam penerapan e-learning (pembelajaran online), guru dan peserta didik memiliki perannya masing-masing. Guru memiliki peran sebagai narasumber, fasilitator dan pembimbing dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan peserta didik memiliki peran sebagai penerima materi, konstruktor pengetahuan, pembelajar mandiri (independent learners), dan pemecah masalah (problem solving).

Bentuk pembelajaran online yang digunakan selama proses pembelajaran di sekolah telah banyak dikembangkan. Sejak terjadinya pandemi covid-19 semua institusi pendidikan mulai menggunakan bentuk pembelajaran dengan memanfaatkan aplikasi-aplikasi pembelajaran yang dirasakan mampu meningkatkan keefektifan proses pembelajaran secara online. Aplikasi yang digunakan adalah zoom, google classroom dan whatsapp group.

Aplikasi-aplikasi tersebut selalu digunakan baik oleh pendidik (guru) maupun peserta didik (murid) dalam proses pembelajaran jarak jauh (daring). Aplikasi yang telah disebutkan diatas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga dapat mengganggu pendidik maupun peserta didik ketika proses pembelajaran jarak jauh berlangsung.
Ada sebagian peserta didik dan pendidik merasa lebih efektif ketika belajar dengan menggunakan google classroom, karena pembelajaran dapat terus berlangsung tanpa gangguan sinyal yang berarti, namun dalam aplikasi google classroom tidak mempunyai banyak fitur yang dibutuhkan seperti zoom untuk mendukung proses pembelajaran jarak jauh.

Sedangkan zoom memiliki banyak fitur yang dibutuhkan untuk proses pembelajaran jarak jauh, namun aplikasi zoom sering mnegalami kendala sinyal yang tidak bagus, suara tidak terdengar dengan jelas, gambarnya patah-patah, sehingga mengganggu proeses pembelajaran jarak jauh (daring). Sebagian lainnya merasa Whatsapp Grup (WAG) tetap dibutuhkan untuk share tugas dan jawaban. Kekurangan dari aplikasi-aplikasi tersebut sering menjadi kendala dalam pembelajaran jarak jauh.

Penunjang pembelajaran jarak jauh sangat dibutuhkan peserta didik agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara terus menerus dan kontinu sesuai jadwal yang telah ditetapkan. sehingga diharapkan pendidik (guru) dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya, yaitu dengan cara membuat video pembelajaran dalam setiap mata pelajaran untuk memudahkan pemahaman peserta didik dalam mendalami materi yang disajikan.
Dengan begitu, peserta didik dan pendidik mendapatkan haknya sebagai penerima dan pemberi informasi, sehingga dunia pendidikan tetap eksis meskipun di masa pandemi. (*)

Penulis : Desriyati
Guru SDN II Karanganyar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: