Tertata di Awal, Sengit di Debat

Tertata di Awal, Sengit di Debat

SURABAYA - Setelah dua kali melakukan debat kandidat, empat pasangan calon yang berlaga dalam Pilgub Jatim 2013 mulai bisa mengatur ritme dan menguasai panggung. Buktinya, dalam debat kandidat ketiga kemarin (21/8) yang digelar Metro TV di gedung Gramedia Expo, keempat pasangan calon cukup lancar dalam menjawab. Hanya, kemudian di pertengahan sesi debat, terjadi debat kusir. Pada sesi pertama terlihat keempat pasangan calon menguasai betul permasalahan yang ada. Pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa) berbicara soal demokrasi yang harus berlandasan hukum. \"Untuk membentengi dari korupsi, kami justru malah mengundang KPK untuk datang dan memeriksa kami,\" kata Soekarwo. Sementara itu, pasangan Eggi Sudjana-M Sihat mempunyai cita-cita rechtsstaat (negara hukum) dengan ketakwaan. \"Untuk itu, harus ada upgrading aparat pemerintahan. Mindset harus diubah menjadi pelayan masyarakat, bukan bos,\" ujar Eggi. Pasangan Bambang Dwi Hartono-Said Abdullah (BDH-Said) mengatakan, harus ada jaminan hak kepada semua masyarakat, termasuk etnis minoritas. \"Yang jadi masalah adalah inkonsistensi. Lebih dari seribu aturan itu justru saling bertentangan. Untuk itu, perlu pengaturan yang lebih bagus di bidang hukum,\" cetusnya. Sementara itu, pasangan Khofifah Indar Parawansa-Herman S Sumawiredja (BerKah) mengatakan, hukum masih mahal dan tidak tersentuh oleh masyarakat kebanyakan. Untuk itu, mereka menyatakan, harus ada bantuan hukum struktural. \"Untuk itu, pemimpin harus memberikan contoh dan pantas diteladani. Dan tugasnya memastikan masyarakat mendapatkan layanan bantuan hukum,\" tegasnya. Memasuki sesi kedua, semuanya masih tertata dengan baik. Yakni ketika pasangan Eggi-Sihat berbicara soal bagaimana musyawarah mufakat menjadi senjata utama. \"Misalnya, dalam kasus Blitar-Kediri, yang soal rebutan wilayah, harus diteliti dulu masalah utamanya,\" tuturnya. BDH-Said kemudian mendapatkan giliran pertanyaan mengenai bagaimana menghilangkan prostitusi. Ini merupakan pertanyaan \"enteng\" bagi Bambang. \"Saat saya menjadi wali kota Surabaya, total ada 7.500 PSK di Surabaya. Setelah saya mundur, tinggal sekitar 2.000-an,\" terangnya. Artinya, pendekatan penghapusan prostitusi yang dilakukannya adalah pendekatan holistis. Setelah itu, Khofifah-Herman kebagian pertanyaan soal TKI yang umumnya berasal dari Jatim. Untuk ini, Khofifah menyatakan, bila menjadi gubernur, dirinya akan menyiapkan para pahlawan devisa tersebut lebih baik lagi. \"Agar ketika ke luar negeri, mereka akan bekerja di sektor formal,\" ucapnya. Pasangan KarSa kebagian soal bagaimana menjaga ketertiban. Soekarwo menjawab lugas dengan menyatakan bahwa yang paling penting adalah membangun rasa keadilan. Jawaban tersebut dilanjutkan Saifullah, yang mengatakan bahwa yang terpenting adalah kerukunan. Pada sesi berikutnya sampai akhir inilah terjadi debat yang cukup sengit. Dimulai ketika pasangan BDH-Said mendapatkan lawan debat pasangan Eggi-Sihat atas pertanyaan bagaimana cara mengatasi pengangguran. Ketika BDH menjawab panjang lebar, Eggi langsung memotongnya bahwa apa yang disampaikan BDH tidak konkret. Selanjutnya, keduanya terlibat debat kusir. Berlanjut ke masalah hukum, mengenai konflik Syiah di Sampang, Eggi memberikan penjelasan panjang lebar, namun langsung disergah Said. Dan kembali terjadi perdebatan hingga waktu berakhir. Suasana makin ramai ketika pasangan KarSa mendapatkan lawan debat BerKah. Pertanyaan pertama adalah soal penanganan lumpur Lapindo. Ketika itu Herman mengatakan, saat jadi Kapolda Jatim, dirinya tidak pernah melakukan SP3 atas kasus tersebut. Selain itu, dia menjelaskan, bila terpilih, prioritas pertama adalah pembayaran Rp3 triliun untuk ganti rugi korban lumpur Lapindo. Pernyataan ini kemudian langsung disambut Soekarwo dengan menyatakan bahwa persoalan lumpur Lapindo adalah sebuah kasus yang kompleks dan sudah ada skema penyelesaian di antara para pihak. Tapi, dia mengatakan, sangat mendorong pembayaran terhadap warga yang belum menerima kompensasi. Selanjutnya terjadi debat kusir lagi. Hal serupa terjadi saat pasangan KarSa mendapatkan lawan debat BDH-Said. Semakin tak jelas perdebatan ketika para suporter empat pasangan calon tersebut juga ikut meneriakkan yel-yel dukungan. (ano/c9/agm)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: