Marzuki Ancam Mundur dari Konvensi

Marzuki Ancam Mundur dari Konvensi

JAKARTA - Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie mengkritik Komite Konvensi Partai Demokrat, yang dinilainya membuat pemilihan calon presiden laiknya presiden idol. Komite dinilai tidak mampu menerjemahkan tujuan konvensi, yakni menghasilkan calon presiden yang memiliki kapasitas menjadi kepala negara dan kepala pemerintahan. Menurut Marzuki, kalau masing-masing anggota komite berhak membawa nama-nama kandidat, lantas diputuskan dengan cara voting, komite telah mendegradasi nilai konvensi. “Kalau begitu caranya, bisa saja nanti yang ingin ikut konvensi kuat-kuatan uang dan kedekatan dengan anggota komite. Nggak sembarangan lho memilih calon presiden,” ujar Marzuki dalam halalbihalal dengan wartawan di Jakarta, kemarin (21/8). Sejumlah anggota komite konvensi Partai Demokrat secara informal mengakui, komite telah mengundang sejumlah nama untuk mengikuti konvensi, seperti Wali Kota Surabaya Tri Risma Harini dan mantan Wakil Gubernur Jateng Rustriningsih yang keduanya merupakan kader PDI Perjuangan. Anggota komite konvensi Taufikurrahman Ruki mengaku, Risma dan Rustri diundang agar tidak hanya laki-laki yang mengikuti ajang pencarian calon presiden Partai Demokrat tersebut. “Di Amerika, yang pantas mencalonkan diri itu ketua kongres, ketua senat, dan gubernur yang berhasil. Kalau di sini ya ketua DPR, ketua DPD, dan gubernur yang berhasil. Kalau gubernur yang warganya 40 juta seperti Jawa Timur tidak apa-apa, kalau hanya 5-10 juta apa layak,” kata mantan direktur utama Semen Baturaja ini. Menurut Marzuki, komite konvensi seharusnya menyosialisasikan kriteria umum dan kriteria khusus untuk menjadi calon presiden. Dia menyebutkan kriteria khusus itu antara lain tingkat pendidikan, komitmen terhadap pemberantasan korupsi, pemahaman keberagaman, dan pemahaman keagamaan. “Apakah dia punya empati pada orang miskin, apakah dia juga peduli pada pendidikan, itu saya kira kriteria khususnya,\" katanya. Sebagai calon peserta konvensi, Marzuki mengaku, khawatir melihat publik bersikap sinis dengan konvensi. Karena itu, dia merasa harus melanggar etika politik. Karena sebagai calon peserta, tapi mengomentari kinerja komite. “Kalau misi majelis tinggi tidak bisa diterjemahkan, saya pertimbangkan kembali untuk ikut. Ngapain saya ikut bersaing dengan orang yang nggak jelas,” terangnya. Marzuki mengakui, salah satu tujuan konvensi adalah mendorong peserta konvensi berkampanye bagi Partai Demokrat. Sehingga meningkatkan elektibilitas Partai Demokrat dalam pemilu legislatif. Karena itu, dia memahami bila komite konvensi membuka ruang agar jumlah peserta konvensi cukup banyak. “Saya tidak menyatakan harus sedikit, tapi kalau kriteria ketat dan persyaratan terukur, saya kira orangnya sedikit. Tapi kalau dengan kriteria yang ketat tadi orangnya masih banyak, ya buka saja,” kilahnya. (noe)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: