Masjid Jagabayan Kental Sejarah dan Tradisi, Ramai Pengunjung pada Malam Jumat Kliwon

Masjid Jagabayan Kental Sejarah dan Tradisi, Ramai Pengunjung pada Malam Jumat Kliwon

CIREBON - Masjid Jagabayan merupakan salah satu masjid tua di Cirebon yang dibangun pada tahun 1437 M. Masjid ini bermula dari sebuah pos penjagaan yang didirikan salah satu patih Prabu Siliwangi, yaitu Pangeran Nalarasa.

Pada awalnya Nalarasa ditugaskan Prabu Siliwangi untuk mengamati dan mengawasi yang terjadi di Cirebon. Karena ada kabar tentang berdirinya kerajaan baru di Cirebon. Namun, setelah melakukan tugasnya, ia tidak melapor kepada Kerajaan Pajajaran.

Menurut Moch Faozan, Juru Kunci Masjid Jagabayan, tugas yang terutama Pangeran Nalarasa adalah mencari putra mahkota yaitu Pangeran Walangsungsang, Mbah Kuwu Cirebon. Kemudian, tugas lainnya yaitu mengamati yang terjadi di Cirebon, betul tidak ada kerajaan di Cirebon.

“Tugas pertama itu mencari putra mahkota, kemudian mengamati yang terjadi di Cirebon,” tutur Faozan.

Ketika Nalarasa datang ke Cirebon, ternyata yang ada hanya menemukan pondok mengaji. Namun, secara kebetulan Nalarasa itu masuk ke salah satu pondok dan bertemu Pangeran Walangsungsang.

Bukannya membawa kembali ke Kerajaan Pajajaran, namun ia masuk ke Islam. Hingga saat itu, ia dinamakan oleh Sunan Gunung Djati sebagai Tumenggung Jagabayan.

“Ketika bertugas, beliau hanya menemukan pondok pengajian hingga bertemu Pangeran Walangsungsang dan beliau masuk ke dalam Islam. Kemudian, beliau diberi nama Tumenggung Jagabayan,” imbuhnya.

Akhirnya beliau mendirikan pos penjagaan, maka dari itu bentuknya empat persegi. Sebelum adanya masjid di Cirebon, di sinilah tempat musyawarahnya para Wali Cirebon.

Namun, hanya berbentuk pos penjagaan Kerajaan Pakungwati, tepat di depan gerbang Keraton Cirebon. Dari sinilah cikal bakal Masjid Jagabayan terbentuk.

Ramadan saat pandemi ini, kegiatan yang diadakan di Masjid Jagabayan masih sama seperti pada umumnya. Beberapa di antaranya seperti Salat Tarawih, tadarus, doa bersama, dan lainnya. Banyak orang yang berdzikir dan mendekatkan diri pada Allah SWT.

Namun, ada hal unik di Masjid Jagabayan ini yaitu pada malam Jumat Kliwon masyarakat dari berbagai daerah datang untuk melakukan doa bersama dan tawasul. Serta mengirimkan doa kepada para Wali dan Sesepuh Cirebon sebagai ungkapan terima kasih kepada mereka. Tradisi ini khusus diadakan di Masjid Jagabayan mengingat sejarah di balik berdirinya masjid ini.

“Tradisi yang sudah kami lakukan turun-temurun adalah tawasul di malam Jumat Kliwon. Biasanya banyak tamu yang berdatangan untuk melakukan doa bersama dan kegiatan rutin tersebut,” ujarnya.

Dalam masa pandemi ini juga, masih banyak masyarakat yang mengunjungi ataupun menyempatkan waktu untuk salat di masjid ini, namun berkurang sebesar 50 persen. Selain itu, di sini terdapat sumur yang dipercaya sebagai wasilah keselamatan, dan penjagaan. “Yang terpenting innamal a\'malu binniyat terhadap Allah SWT,” tutupnya. (Jerrell)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: