Korban Bertambah, Polisi Jerat PO Giri Indah

Korban Bertambah, Polisi Jerat PO Giri Indah

BOGOR - Penyelidikan kasus kecelakaan bus Giri Indah B 7297 BI yang mengangkut Jemaat Gereja Bethel Indonesia (GBI) Rahmat Emmanuel Ministry (REM) di Cisarua, Bogor terus bergulir. Kemarin, tim Puslabfor Mabes Polri, melakukan olah TKP untuk mengungkap latar belakang terjadinya kecelakaan. Kasat Lantas Polres Bogor Kabupaten, Ajun Komisaris Muhamad Chaniago mengatakan, penyidikan yang dilakukan tim Puslabfor dari Mabes Polri sedang mengusut kecelakaan nahas yang mengakibatkan 20 orang korban tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka. “Dari hasil penyidikan Puslabfor ini dapat diketahui dugaan penyebab kecelakaan bus di Jalan Puncak tersebut. Kami juga akan meminta bantuan dari pihak ATPM (agen tunggal pemegang merek) MBI (Mercedez-Benz Indonesia) untuk ikut melakukan penyidikan,\" ujarnya kepada wartawan di lokasi kejadian, kemarin. Tim mendapati sejumlah kejanggalan, antara lain kursi yang diduduki penumpang terlempar ke sungai. Melihat tingkat kerusakan ini, tidak menutup kemungkinan adanya kelalaian dari pihak manajemen Bus Angkutan Penumpang tersebut. “Semua tempat duduk bus bisa terlepas. Ini salah satu pertanyaan yang akan kita ajukan untuk dilakukan penyidikan,\" kata dia. Kapolres Bogor Kabupaten, AKBP Asep Safrudin mengatakan, pihaknya akan segera memanggil pihak manajemen bus (PO) Giri Indah untuk dimintai keterangan. “Kita akan cari keterkaitan dengan data di lapangan, apakah pihak manajemen melakukan kelalaian, sehingga mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain,” ujarnya kepada Radar Bogor (Radar Cirebon Group) kemarin. Asep mengatakan, kepolisian akan melakukan penanganan kasus ini secara komprehensif. Apabila hasil pengembangan ditemukan kesalahan selain kesalahan sopir, maka tidak menutup kemungkinan penyidik akan menetapkan tersangka lain dalam kasus ini. “Siapa pun yang terkait akan diperiksa,” katanya. Kemarin, korban meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut bertambah menjadi 20 orang. Herman (20), kernet mobil Pikup F8237FK yang terseret bus saat sedang menurunkan tabung elpiji, meninggal dunia dalam perawatan di RS Sentra Medika, Cibinong, sekitar pukul 02.30. Warga RT 003 RW 02 Cibereum, Cisarua ini, meninggal dunia dalam kondisi terluka parah di kepala dan perut. Kaki dan tangannya patah. Korban meninggalkan istri yang sedang mengandung anak kedua. Jenazah korban sudah diambil dari RS Sentra Medika. Jenazah disemayamkan di rumah duka dan dimakamkan di TPU Gedong Injuk, Cibeureum, Cisarua. Bus yang mengangkut rombongan penumpang Gereja Bethel Indonesia (GBI) Rahmat Emmanuel Ministry (REM) itu dianggap tidak laik jalan. Bus yang mengalami rem blong itu diketahui sudah delapan tahun tidak melakukan uji kir, serta melaju dengan kondisi ban yang sudah tipis. Bus tersebut juga harusnya hanya boleh mengangkut 50 penumpang, tapi ternyata diisi hingga 60 penumpang. Selain itu, bus tersebut juga seharusnya digunakan untuk angkutan umum dan bukan digunakan untuk wisata. Sejauh ini, kata Asep, Polisi baru menetapkan sopir bus, Muhamad Amin (49) sebagai tersangka. Amin yang kini masih menjalani perawatan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, ini dikenai pasal berlapis tentang kelalaian yang menyebabkan orang lain luka dan meninggal, yaitu pasal 310 Ayat (3) dan (4) 22/2009 UU LAJ dengan ancaman 6 tahun kurungan dan denda Rp12 juta. Sementara, Kepala Bagian Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri Kombespol Unggul Sedyantoro menjelaskan, penyebab kecelakaan tersebut adalah rem bus yang blong. \"Pengakuan sopir bus, rem tidak berfungsi saat di turunan,\" ujarnya di sela diskusi hasil survei Operasi Ketupat di Jakarta kemarin. Pengakuan tersebut cocok dengan temuan di lapangan. Sama sekali tidak ditemukan bekas pengereman di aspal jalan tempat bus tersebut menabrak pikap. Kondisi rem bus yang blong juga diketahui oleh para penumpang. Bahkan, salah satu penumpang sempat meminta agar semua penumpang pindah ke bagian belakang bus demi mengurangi kecepatan. Karenanya, muncul dugaan jika penyebab banyaknya korban meninggal adalah akibat berdesakan di bagian belakang bus. Selain itu, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Perhubungan Jawa Barat mengecek sertifikat kir bus nahas itu. Hasilnya, uji kir bus habis Juni lalu dan belum diperpanjang. Pihaknya juga masih meneliti kelaikan bus tersebut. Sebagaimana diberitakan, bus Giri Indah yang membawa 52 orang jemaat GBI Rahmat Immanuel Kelapa Gading Jakarta celaka di kawasan Cisarua, Bogor. Bus tersebut terjun ke sungai dari ketinggian 15 meter setelah menabrak pikap dan sebuah warung. Para jemaat hendak kembali ke Jakarta setelah melakukan peribadatan di kawasan Taman Bunga Cipanas, Cianjur. (ful/byu)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: