Rp 627,8 Miliar Renovasi Kampus Islam di Xinjiang

Rp 627,8 Miliar Renovasi Kampus Islam di Xinjiang

PEMERINTAH Tiongkok mengalokasikan dana senilai 280 juta yuan atau sekitar Rp 627,8 miliar untuk merenovasi Xinjiang Islamic Institute (XII) di Kota Urumqi. “Selain dari pemerintah pusat, dana 280 juta yuan itu juga berasal dari pemerintah daerah dan Asosiasi Islam Xinjiang,” kata Wakil Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Daerah Otonomi Xinjiang, Li Xuejun, kepada Antara di Urumqi.

Xinjiang Islamic Institute dibangun pertama kali di atas lahan seluas 7,6 hektare di pinggiran Ibu Kota Xinjiang pada 1982. Kemudian direnovasi pada 2014 dan selain di Urumqi, Xinjiang Islamic Institute juga berada di delapan kota lainnya di Xinjiang, termasuk di Kashgar, Aksu, dan Hotan yang merupakan daerah terluar Tiongkok.

Sampai saat ini di Xinjiang Islamic Institute Urumqi jumlah mahasiswa yang terdaftar sebanyak 889 orang, baik jenjang pendidikan S1 maupun pascasarjana. Para mahasiswa tinggal di asrama di kompleks Xinjiang Islamic Institute tanpa dipungut biaya, termasuk kebutuhan makan sehari-hari.

“Untuk biaya pendidikan yang ditanggung pemerintah sebesar 8.000 yuan (Rp 17,9 juta) per mahasiswa setiap bulan dan biaya hidup 4.000 yuan (Rp 8,9 juta),” kata Abit Qozbaz selaku penanggung jawab Xinjiang Islamic Institute.

Materi perkuliahan pokok yang diajarkan di kampus tersebut di antaranya Al Quran, Hadis, Syariah, Bahasa Arab, Bahasa Mandarin, Bahasa Inggris, Ideologi, dan Undang-Undang Dasar Nasional Tiongkok. Setelah selesai menjalani pendidikan dalam berbagai jenjang, para lulusan Xinjiang Islamic Institute dikembalikan ke daerah asal untuk menjadi pemuka agama, khotib, atau imam.

Sementara itu, Muhammad Amin Abdullah, dosen Xinjiang Islamic Institute mengaku mendapatkan honor sebesar 72.000 yuan atau sekitar Rp 161,4 juta per tahun. “Saya mengajar di sini mulai tahun 2000,” ujar pria berusia 38 tahun asal Kashgar lulusan Al Azhar, Kairo, setelah menamatkan pendidikan S1 di Xinjiang Islamic Institute.

Kampus Xinjiang Islamic Institute dilengkapi dengan masjid dan kantin untuk para mahasiswa yang 60 persen di antaranya berasal dari wilayah selatan Xinjiang seperti Kashgar dan Hotan.

Beberapa utusan dari Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia, dan ormas keagamaan lainnya dari Indonesia pernah mengunjungi Xinjiang Islamic Institute Urumqi pada 2019.(jawapos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: