PG Tersana Baru Bantah Cemari Lingkungan

PG Tersana Baru Bantah Cemari Lingkungan

CIREBON – Humas Pabrik Gula (PG) Tersana Baru membantah soal dugaan pencemaran limbah yang dikeluhkan masyarakat Desa Karawangwangun, Kecamatan Babakan. Pihak PG Tersana Baru bersikukuh, jika limbah yang dikeluarkan pabrik sudah memenuhi standar kelayakan dan sudah diuji laboratorium independen. Kepada Radar, Staf Humas Pabrik Gula Tersana Baru Muhammad Sulkhan bersama Humas PG Rajawali II Yogi Prajogo didampingi Eman Sobari operator instalasi IPAL Pabrik Gula Tersana Baru menjelaskan, bahwa selama ini pihaknya sudah mentaati undang-undang lingkungan hidup dengan mengolah limbah pabrik terlebih dahulu di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) milik pabrik. Kemudian baru limbah tersebut dibuang ke saluran air umum, seperti sungai maupun saluran irigasi. “Kita ada surat izinnya kok dan diketahui oleh pemerintah daerah. Bahkan, tahun lalu kita mendapat proper biru. Artinya air limbah yang kita buang aman untuk lingkungan, ” jelasnya. Bahkan, setiap bulan air limbah pabrik diuji oleh Laboratorioum Pengendalian Kualitas Lingkungan (LPKL) PDAM Tirtawening Kota Bandung yang sudah teruji akreditasinya. “Hasil uji lab-nya semua di bawah standar yang sudah ditetapkan, sehingga aman,” ucapnya. Jika ada yang meragukan hasilnya, silakan bisa dicek sendiri ke laboratoriumnya. “Ini rutin dan persyaratan kita untuk melaporkan kepada Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Cirebon,” imbuhnya. Mengenai keluhan adanya bau busuk dan warna air yang keruh, pihaknya berpendapat, bahwa di sungai atau saluran irigasi yang melintasi pemukiman warga, tentu bukan berasal dari pabrik gula saja, tapi sudah bercampur dengan limbah rumah tangga. Bahkan menurutnya, banyak sampah rumah tangga yang dibuang ke dalam aliran sungai atau saluran irigasi tersebut. Sehingga, kata dia, tidak bisa digeneralisir jika bau busuk tersebut bersumber dari limbah pabrik. “Asumsinya, air tersebut kemungkinan sudah terkontaminasi dengan limbah lain, baik limbah rumah tangga atau pun industri kecil lainya,” bebernya. Agar tidak terjadi kesimpangsiuran informasi, pihaknya terbuka kepada masyarakat yang ingin mengetahui secara persis bagaimana limbah air tersebut diproses sebelum dibuang. “Kami sangat senang jika ada masyarakat yang mau melihat dengan jelas. Bahkan, kolam pengolahan limbah kita budidaya ikan dan hidup, ini menunjukkan bahwa air limbah yang kita olah tidak berbahaya dan banyak petani yang menginginkan dialirkan air limbah tersebut ke areal sawahnya,” pungkas pria yang biasa disapa Aan. (jun) Foto mohamad junaedi/radar cirebon Tunjuk bukti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: