Studi Banding, Kantor DPRD Melompong

Studi Banding, Kantor DPRD Melompong

KEJAKSAN - Pelaksanaan studi banding komisi B dan C ke Jakarta dan Medan, membuat gedung DPRD seperti tidak berpenghuni. Pantauan Radar di Griya Sawala, yang hadir hanya anggota Komisi C, H Ahmad Djunaedi dan tiga unsur pimpinan, Nasrudin Azis, Ade Anwar Sham dan Edi Suripno. Sedangkan yang menyatakan izin sakit hanya anggota Komisi A, Een Rusmiyati. Dikonfirmasi di ruang kerjanya, Ketua DPRD, Drs Nasrudin Azis SH mengaku sudah membuat penjadwalan untuk kunjungan kerja. Sehingga tidak mungkin kantor DPRD benar-benar dalam keadaan kosong. “Saya kan ada di sini. Jaga kantor, jaga gawang,” selorohnya, Selasa (26/10). Menurut Azis, bentuk pengaturan bisa terlihat dari tetap adanya unsur pimpinan DPRD yang hadir. Semestinya komisi A hadir di kantor karena tidak ada jadwal studi banding. ‘“Tidak mungkin DPRD ini kita kosongkan,” ucap dia. Soal kunjungan kerja dari komisi B dan C, Azis menjelaskan, komisi B berangkat ke Jakarta untuk mempelajari cara-cara penyelesaian masalah legislasi di DPR RI. Untuk komisi C, melakukan studi banding ke Medan untuk bahan kajian rancanangan peraturan daerah sistem kesehatan Kota Cirebon (SKKC). Azis menjamin, studi banding yang dilakukan anggota dewan sudah mempertimbangkan aspek-aspek pembiayaan termasuk tidak menyangkal sebutan pemborosan. Sebab, studi banding merupakan runtutan yang cukup penting sebelum membuat rancangan peraturan daerah atau produk-produk legislasi. “Kalau kita di sini saja, bisa seperti katak dalam tempurung,” katanya. Studi banding, lanjut dia, dapat menjadi sumber untuk adanya inisiatif-inisiatif dari anggota DPRD. Hal itu terbukti dengan sejumlah perda inisiatif yang sudah dibuat oleh anggota DPRD periode 2009-2014. Namun, politisi Partai Demokrat itu mengakui, manfaat studi banding memang tidak bisa dirasakan dalam jangka pendek. Sebab, produk-produk yang berasal dari studi banding adalah peraturan daerah yang notabene aplikasinya tidak dalam waktu dekat. “Percayalah kita ini DPRD paling irit. Enggak ada sama sekali kesan pemborosan. Kita pertimbangkan segala sesuatunya termasuk hotelnya, makannya, alat transportasinya,” akunya. (yud)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: