Sidak, DPPKP Tidak Temukan Makanan Berbahaya

Sidak, DPPKP Tidak Temukan Makanan Berbahaya

CIREBON - Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan dan Kelautan (DPPKP) Kota Cirebon menggelar inspeksi mendadak (sidak) terkait keamanan bahan pangan dan konsumsi di pasar tradisional dan swalayan. Dalam kesempatan tersebut, DPPKP melakukan pengecekan keamanan bahan pangan secara random melalui rapid test. Untuk mengetahui apakah bahan pangan yang beredar mengandung bahan kimia berbahaya atau tidak.

Kepala DPPKP Kota Cirebon, Ir Yati Rochayati mengatakan, keamanan pangan dan perlindungan konsumen masih menjadi perhatian di tengah wabah Covid-19. Pasalnya, di saat puasa dan menjelang lebaran, diperkirakan ada bahan pangan yang terindikasi mengandung bahan kimia berbahaya.

\"Sidak ini merupakan kegiatan rutin. Tapi menjelang Idul Fitri, kami lebih intensif terhadap bahan pangan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat. Sehingga, nanti saat dikonsumsi oleh masyarakat benar-benar dalam keadaan aman, sehat dan halal,\" ungkap Yati kepada Radar Cirebon, Kamis (6/5).

Sidak dilakukan di dua tempat berbeda. Yakni Pasar Kanoman dan Swalayan Superindo, Kesambi. Yati mengatakan, dalam sidak itu, sasaran utamanya adalah jajanan takjil dan buah-buahan yang menjadi tren di masyarakat. Selain itu, pengecekan juga dilakukan terhadap produk daging dan ikan serta sayuran.

Dari hasil rapid test terhadap beberapa sampel di lokasi, tidak ditemukan adanya bahan kimia berbahaya seperti formalin ataupun pestisida. “Alhamdulillah, berdasarkan uji bahan berbahaya tadi, semuanya negatif. Sehingga, masyarakat bisa mengonsumsinya dengan aman,\" jelasnya.

Sementara itu, menurut Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan, Hj Elmi Masruroh, kandungan bahan kimia seperti formalin, pestisida dan klorin, yang terkandung dalam makanan, apabila dikonsumsi dampaknya akan sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Jika dikonsumsi dalam waktu yang lama, bahan kimia berbahaya tersebut dapat menyebabkan penyakit degeneratif hingga tumbuhnya sel-sel kanker.

“Bahan kimia tersebut berbahaya bagi tubuh manusia. Karena menyebabkan kanker. Jadi, kami berupaya memberikan rasa aman kepada masyarakat,\" ucapnya. (awr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: