Dulu Masjid At-Taqwa Bernama Tajug Agung, Begini Sejarahnya

Dulu Masjid At-Taqwa Bernama Tajug Agung, Begini Sejarahnya

CIREBON - Bagi masyarakat Cirebon tentunya tidak asing dengan masjid yang berada di samping Alun-Alun Kejaksan. Masjid yang bernama At-Taqwa ini, berdiri tahun 1918 dan didirikan oleh R. Adipati Salmon Salam Suryadiningrat.

Namun ternyata, masjid ini memiliki nama asli Tajug Agung. Menurut Humas At-Taqwa H Saeful Badar, masjid yang dibangun oleh bupati pertama ini sesuai dengan tipologi tata kelola kotapraja. Di mana ada pendopo, alun-alun, dan masjid.

Selain itu, bupati juga ingin membangun masjid negara milik kabupaten. Sama seperti pemimpin daerah yang lain.

“Bupati pertama ingin membangun masjid negara yang dimiliki kebupaten. Mengikuti jejak pemimpin yang dahulu membangun masjid sejarah di Cirebon,“ ujar Badar.

Hingga saat ini, tipologi seperti itu juga masih digunakan oleh masyarakat. Seperti, di suatu desa masih memiliki balai desa yang berdekatan dengan alun-alun dan juga masjid. Tipologi tersebut juga memiliki filosofi bahwa pusat pemerintahan harus memiliki tempat untuk masyarakatnya seperti alun-alun dan masjid.

Terkait nama Tajug Agung sebelum berganti Masjid At-Taqwa, memiki arti tersendiri. Menurut Badar, tajug itu merupakan Bahasa Cirebon yang berasal dari kata ta yang berarti menata, dan jug yang berarti didatangi.

Sehingga masjid berarti tempat yang didatangi untuk menata hati. Hingga tahun 1961, Soekarno datang ke Cirebon untuk meninjau renovasi Tajug Agung.

Kemudian, Soekarno memberikan nama At-Taqwa. Harapannya, masyarakat bisa terus takwa setelah keluar dari masjid.

“At-Taqwa sendiri diberikan nama oleh Pak Soekarno dengan harapan masyarakat bisa lebih takwa setelah keluar dari masjid,” imbuh Badar.

Masjid At-Taqwa sendiri sudah mengalami tujuh kali renovasi. Desain bangunan pertama sendiri tidak berbeda jauh dengan masjid yang dibangun oleh para sunan. Hingga, terjadi renovasi besar-besaran pada tahun 1961 dan 2007 yang mengakibatkan perubahan desain bangunan.

Dan, yang terlihat berupa menara juga menaret merupakan hasil adapatasi dari budaya timur tengah. Namun, tetap mempertahankan bentuk limasan.

Sampai sekarang, Masjid At-Taqwa dimiliki oleh Pemerintah Kota Cirebon dan Pendopo dimiliki Pemerintah Kabupaten Cirebon.

Hal tersebut dikarenakan terjadinya pengembangan wilayah kotalraja. Dengan pemerintah pusat harus berbentuk kota. Sehingga, Masjid At-Taqwa dimiliki oleh Pemerintah Kota Cirebon. (jerrell)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: