Pegawai RSUD Arjawinangun Demo
Tuntut Pergantian Direktur dan Transparansi Keuangan ARJAWINANGUN - Perawat, tenaga medis, dan pegawai Badan Rumah Sakit Umum Arjawinangun (BRSUD) yang tergabung dalam Forum Komunikasi Keluarga Besar Pegawai BRSUD Arjawinangun (Fokkers) melakukan unjukrasa, kemarin (27/10). Mereka memulai aksinya usai apel pagi dengan membawa sejumlah spanduk berisi tuntutan kepada pihak direksi BRSUD Arjawinangun. Puluhan pegawai ini, akhirnya melakukan dialog dengan jajaran direksi yang dihadiri Sekda Drs H Nur Riyaman Novianto MM bertempat di ruang aula RS setempat. Dalam pernyataannya, Fokkers mengajukan 19 tuntutan kepada direksi BRSUD Arjawinangun. Tuntutan tersebut adalah, mosi tidak percaya terhadap manajeman BRSUD Arjawinangun, pergantian direktur, kabag TU, dan tiga kabid, serta perbaikan kesejahteraan pegawai. Kemudian pergantian kepala instalasi rawat inap dan rawat jalan, rutinitas pembagian jasa pelayanan serta transparansi pembagian. Selain itu, transparansi keuangan bimbingan mahasiswa praktik dan transparansi penerimaan tenaga kerja. Fokkers juga menuntut jaminan kesehatan untuk pegawai, pengakuan komite pelayanan, sistem penunjukan SPI yang terbuka, melanjutkan pendidikan bagi pegawai jangan dipersulit, program diklat bagi pegawai agar dijalankan, pergantian tim renumerasi, rotasi menyeluruh staf keuangan, hilangkan diskriminasi dalam pembagian kerja, mekanisme izin kerja bagi pegawai, struktur organisasi dan tata kerja (SOTK) agar diubah, perawat menjadi kepala keperawatan, masalah hutang BRSUD Arjawinangun harus diselesaikan, jangan membuat aturan baru, di mana hutang dibayar dengan memotong jasa pegawai. “Saya minta tuntutan ini diberi tenggang waktu satu bulan sejak hari ini (kemarin). Kalau tidak terealiasasi, maka akan diekspos lagi,” kata Koordinator Fokkers, H Wawan kepada Radar, kemarin. Sementara itu, Sekda Drs H Nur Riyaman Novianto MM mengatakan, rumah sakit merupakan pelayanan publik, sehingga harus mengutamakan pelayanan kepada masyarakat. Soal adanya tuntutan dari Fokkers, Sekda berjanji untuk menyelesaikan dengan cepat, tidak sampai satu bulan. Tetapi, paling lambat dua minggu, pihak direksi rumah sakit harus sudah ada laporan. “Saya minta direksi sudah ada laporan secepatnya. Masalah ini jangan sampai berlarut-larut,” katanya. Bagaimana dengan tuntutan pergantian direktur, kabag TU dan tiga kabid, dirinya akan melihat dulu persoalan yang sebenarnya. Dari tingkat kesalahan ini, baru bisa diambil sikap. Sementara, Direktur BRSUD Arjawinangun dr Hj Endang Susilowati MM mengatakan, dirinya siap memberikan jawaban sesuai keinginan Fokkers. Hanya saja untuk beberapa poin, seperti perubahan SOTK itu bukan menjadi kewenangan direksi. “Selama ini pihak rumah sakit sudah cukup transparan, termasuk soal keuangan,” akunya. Aksi demonstrasi ini mendapat pengamanan dari aparat Polsek Arjawinangun. Setelah, selesai berdialog akhirnya perawat, tenaga medis, dan pegawai membubarkan diri dari ruang aula. (ras/mul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: