Longsor dan Pergerakan Tanah Kembali Mengancam di Tasikmalaya

Longsor dan Pergerakan Tanah Kembali Mengancam di Tasikmalaya

HUJAN deras mulai intens mengguyur sebagian wilayah Tasikmalaya dan berpotensi mengakibatkan bencana alam. Salah satu bencana yang mengancam yakni longsor dan pergerakan tanah lainnya. Seperti halnya hujan yang terjadi pada Selasa petang (1/6/2021) hingga Rabu dini hari (2/6/2021). Akibatnya longsor terjadi di beberapa lokasi dan mengakibatkan kerusakan pada rumah warga.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya, tercatat longsor di Maniis Kelurahan Linggajaya Kecamatan Mangkubumi. Hal itu mengakibatkan dapur rumah milik Uas Wastijan rusak tergerus longsor.

Selain itu ada juga pergeseran Tembok Penahan Tebing (TPT) di Cibihbul Kelurahan Talagasari Kecamatan Kawalu. Meski tidak sampai mengakibatkan kerusakan, namun konstruksi TPT berpotensi roboh dan mengancam dua rumah warga.

Kasi Kebencanaan BPBD Kota Tasikmalaya Erik Yowanda mengatakan beberapa hari ini hujan dengan intensitas tinggi mulai terjadi. Potensi bencana yang rawan terjadi di antaranya adalah longsor. “Seperti yang terjadi di Linggajaya Mangkubumi, kami sudah lakukan assesment dan memberi bantuan,” ujarnya seperti dikutip dari Radar Tasikmalaya.

Maka dari itu warga diminta untuk senantiasa waspada, khususnya yang bermukim di sekitar tanah tebing. Dia menyarankan sementara untuk mengungsi ke tempat aman sampai situasi aman. “Supaya bisa mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” terangnya.

Terlepas dari cuaca ekstrem, kerusakan tidak semuanya karena faktor alam. Ada juga karena kondisi rumah yang sudah lapuk, atau konstruksi TPT yang rawan roboh. “Jadi tidak murni karena faktor alam juga,” terangnya.

Disinggung upaya mitigasi, sejauh ini BPBD hanya mengacu peta bencana atau kawasan-kawasan yang pernah terjadi bencana. Sementara kerawanan secara menyeluruh perlu kajian secara khusus. “Karena meskipun di satu lokasi sebelumnya aman-aman saja, bisa saja ada potensi terjadi bencana di situ,” katanya.

Ditargetkan kajian risiko bencana tersebut akan rampung tahun ini. Dengan begitu lokasi-lokasi yang punya potensi bencana alam bisa terdeteksi secara menyeluruh. “Mudah-mudahan bisa menjadi bahan untuk meminimalisir kerusakan efek bencana alam,” pungkasnya. (rga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: