Aliansi Cirebon Demak, dan Kemenangan Perang Melawan Portugis

Aliansi Cirebon Demak, dan Kemenangan Perang Melawan Portugis

CIREBON - Aliansi Kerajaan Cirebon dan Demak, menjadi catatan gemilang sejarah saat pertempuan melawan Portugis. Kongsi besar dua kerajaan ini, tidak lepas dari peran Sunan Gunung Jati.

Muhtar Zaedin, Ahli Naskah Kuno Cirebon mengungkapkan, salah satu tokoh yang juga panglima perang dalam aliansi itu adalah Pangeran Arya Carbon.

Polisinya sejajar dengan Adipati Sarwajala atau Ki Gede Bungko. Keduanya di bawah komando Adipati Keling.

Pada saat itu, diperistiwa 1527 pemberangkatan pasukan aliansi Cirebon dan Demak. Dan aliansi ini dipimpin Adipati Keling.

\"Pangeran Carbon bersama-sama Fatahilah melawan Portugis,\" tuturnya.

Sementara di Demak, ketika itu dipimpin Sultan Trenggono. Meski sempat ada polemik. Tetapi justru terjadi kesuksesan luar biasa. Aliansi Cirebon dan Demak ini menjadi kejayana bagi kedua kerajaan.

Dalam pertempuran melawan Portugis, juga ada sosok Fatahillah yang memimpin aliansi Cirebon-Demak. Beberapa sumber menyebutkan panglima asal Pasai ini masih berkerabat dengan Sunan Gunung Jati.

Pada akhir 1526, pasukan Fatahillah dapat menaklukkan Banten. Putra Sunan Gunung Jati, Hasanuddin, menjadi wali penguasanya. Satu tahun kemudian, Fatahillah mulai bergerak menyerang basis Portugis di Sunda Kelapa.

Pasukan yang dipimpin Fransisco de Sa itu harus mengakui kekalahan. Sejak 22 Juni 1527, Sunda Kelapa berganti nama menjadi Jayakarta (harfiah: `kemenangan besar\').

Nama ini dipilih untuk menandai ke unggulan bangsa Pribumi atas penjajahan asing. Sampai sekarang, tanggal tersebut diperingati sebagai hari lahir DKI Jakarta.

Sejak keberhasilan mengusir Portugis dan menaklukkan Pajajaran, daulat Islam mulai berdiri kukuh di Banten. Pada 1552, putra Sunan Gunung Jati, Hasanuddin, naik takhta menjadi Sultan Banten I. (yud)

Baca juga:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: