Warga: Enak Sumur, Tak Pernah Macet

Warga: Enak Sumur, Tak Pernah Macet

 KESAMBI- Sejumlah warga Majasem RT 02 RW 08, Kelurahan Karyamulya, masih mengandalkan air bersih dari sumur. Meski musim kemarau, mereka tak khawatir kekurangan air bersih. Seperti yang dikatakan Endah (36), seorang warga RT 02 RW 08. Endah mengaku, selama ini dia mengandalkan air dari sumur yang ada di rumahnya. Baik itu untuk makan, minum, mencuci, atau kegiatan yang lain. \"Masih jadi andalan meski sekarang sumur udah mulai kering,\" ujarnya, kemarin. Kondisi masyarakat di daerah ini bisa dibilang masih menengah ke bawah. Pasalnya, mata pencaharian masyarakat di RW 08 ini sebagian besar adalah buruh atau kuli bangunan. Sumber air yang mereka dapatkan sebagian besar dari sumur-sumur yang ada. \"Saya pakai air sumur, belum pasang PDAM. Enak pakai air sumur, nggak pernah macet kayak pake ledeng,\" kata Kemis (60), warga lainnya. Kendala masyarakat untuk mendapatkan air bersih disebabkan karena air PDAM tidak mengalir ke daerahnya. Tursini (50) misalnya. Tursini yang sudah menggunakan air PDAM mengaku kesal dengan kondisi saat ini. Pasalnya, air PDAM hanya mengalir saat malam hari. \"Percuma pasang air PDAM, airnya ngucur kalau malam hari aja. Lagi enak-enak tidur harus tampung air,\" ungkapnya. Saat siang hari, Tursini dan warga lainnya harus menampung air dari sumur. \"Nampung air pas malam kurang untuk seharian. Jadi ambil air dari sumur,\" tambahnya. Sementara itu, Ketua RT 02 Rasita mengakui bahwa masyarakat di daerahnya belum banyak yang menggunakan air PDAM. Padahal, kata Rasita, sebagian warga di daerahnya sudah mendaftarkan diri untuk pemasangan PDAM. \"Yang belum pasang ledeng itu sudah daftar dua tahun yang lalu. Tapi sampe sekarang belum ada kabar,\" tuturnya. Rasita berharap pemasangan PDAM di daerahnya bisa segera dilakukan. Ini diharapkan agar masyarakat bisa mendapat air bersih. \"Ya kalau bisa secepatnya,\" pungkasnya. Sementara warga lainnya, Rastiah (58), mengeluhkan air PDAM yang tidak mengalir ke daerahnya. \"Kalau pun ada hanya mengalir di tengah malam, itu pun tidak lancar,\" ungkapnya. Rastiah mengaku kondisi ini sudah terjadi sejak lama. Untuk bisa mendapat air bersih buat memasak, ia pun harus rela begadang menunggu hingga tengah malam sampai airnya mengalir. \"Ya jadi kurang tidur karena nunggu airnya keluar. Setelah mengalir baru kita isi ember dan bak untuk persediaan,\" katanya. Bila tak sempat menampung air, ia pun harus mengandalkan air galon untuk masak, atau meminta bantuan tetangga. Sementara itu, air sumur yang ada hanya bisa digunakan untuk mandi dan mencuci, karena airnya bau dan keruh. Padahal ia sudah berlangganan PDAM sejak lama. Ia pun sudah mencoba menyampaikan keluhan tersebut kepada petugas keliling PDAM. Namun, petugas tersebut menjelaskan bahwa saluran PDAM banyak mengalir ke kompleks-kompleks perumahan. Sebagai orang kecil, ia tak bisa berbuat banyak dan hanya menerima penjelasan tersebut. Karena, tidak kunjung juga mendapat pelayanan yang prima. Akihrnya, beberapa warga langganan PDAM di sana kompak untuk tidak membayar tagihan PDAM sejak lima bulan lalu. Ia tak mengunakan fasilitas PDAM sementara waktu. \"Ya kita kan gak salah, airnya juga gak mengalir, gimana mau bayarnya,\" ucapnya. (mik)   FOTO: OKRI RIYANA/RADAR CIREBON AIR BERSIH. Sejumlah warga Majasem mengandalkan sumur untuk kebutuh air bersih sehari-hari.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: