Viral Matahari Terbit dari Utara Disebut Tanda Kiamat, Ini Penjelasan BMKG
SEBUAH video viral di media sosial, menyebut matahari terbit dari utara dan dikaitkan dengan tanda kiamat. Unggahan itu, direkam di Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel).
“Matahari terbit dari sebelah utara..?” tulis akun Oan Guptan yang mengunggah video tersebut di Facebook.
“Kami menyaksikan langsung dengan mata kepala terjadi keanehan. Saya katakan ini adalah keanehhan karena sebelumnya saya belum pernah melihat di mana yang menjadi kebiasaan matahari pagi terbit di sebelah timur. Tapi sekarang baru menjelang jam 8.00 ternyata matahari sudah di posisi utara. Tidak biasa terjadi seperti itu,” ujar suara dalam video.
Perekam juga menunjukkan lokasi masjid yang menurutnya merupakan petunjuk arah sebelah timur. Lalu ia menghubungkan kejadian itu dengan sebuah hadis yang menyebut salah satu tanda kiamat yaitu Matahari yang terbit dari barat.
\"Jadi ini kalau kita sebagai orang beriman selaku orang muslim dimana kita biasa dengar ada peringatan dari Rasulluloh Muhammad SAW, salah satu tanda kiamat adalah jika matahari terbit di barat dan tenggelam di sebelah timur. Sepertinya dengan situasi pagi ini merupakan suatu isyarat matahari akan terbit di sebelah barat karena sekarang sudah berada di utara,\" sebutnya dalam video itu.
Siswanto Kepala Sub Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG menjelaskan peristiwa itu terkait dengan gerak semu tahunan matahari (GSTM).
Terdapat dua jenis gerak semu Matahari, yakni GSM tahunan dan harian. Gerak semu tahunan Matahari menyebabkan pergantian musim seperti telah dijelaskan sebelumnya.
Sementara gerak semu harian Matahari (GSHM) mengakibatkan adanya pergantian siang dan malam di planet Bumi.
Pergerakan ini dikatakan semu sebab bagi pengamat di Bumi yang tampak bergerak adalah Matahari.
Padahal kenyataannya, \"pergerakan\" Matahari yang nampak oleh pengamat di Bumi terjadi akibat gerak Bumi terhadap Matahari.
Gerak rotasi Bumi menyebabkan GSM harian, sementara revolusi Bumi menyebabkan GSM tahunan.
GSTM membuat Matahari tidak selalu tepat terbit di arah timur, tapi seolah-olah terbit semakin ke utara atau ke selatan tergantung bulan tertentu.
Lebih lanjut, Siswanto menjelaskan GSTM sendiri disebabkan revolusi bumi, yaitu gerak putar bumi pada orbitnya mengelilingi Matahari. Namun, poros Bumi ketika mengelilingi Matahari tidak tegak lurus, melainkan miring 23,5 derajat.
Sehingga, menyebabkan gerak semu seolah-olah Matahari bergerak lebih ke utara atau selatan, terutama jika diamati dari khatulistiwa seperti dari kawasan Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: